Jakarta: Pengamat Timur Tengah Dina Sulaeman menjelaskan duduk perkara konflik di Suriah dengan dugaan penyelewengan dana Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Lembaga pengumpul donasi yang tengah disoroti itu diduga kuat memiliki hubungan dengan kelompok pemberontak di Suriah.
"Ketika ACT mengibarkan bendera Free Syrian Army (FSA), sudah jelas mereka berpihak pada FSA yaitu pemberontak," kata Dina dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Miris! Aliran Cuan Teroris,’ Minggu, 10 Juli 2022.
Dina mengatakan konflik di Suriah melibatkan beberapa pihak, salah satunya ikhwanul muslimin yang didukung Turki. Mereka membentuk FSA pada 2011.
"FSA adalah sebuah organisasi payung milisi bersenjata yang membawahi organisasi lain dengan berbagai nama," ujar Dosen Hubungan Internasional Universitas Padjajaran (Unpad) itu.
Dina menyebut penggalangan dana untuk Suriah yang dilakukan ACT membawa sebuah narasi ada konflik antara Suni dengan Syiah. Pemerintah merupakan kelompok Syiah yang membantai rakyat kelompok Suni.
"Kemudian mereka (ACT) mengibarkan bendera FSA. Jadi dari sini kita langsung bisa melihat ada keterkaitan ideologis," papar dia.
Majalah Tempo mengungkap dugaan penyelewengan dana umat di Yayasan ACT. Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) kemudian menelusuri aliran keuangan milik organisasi kemanusiaan ACT. Salah satu hasilnya, PPATK mengendus adanya aliran dana ACT ke rekening seseorang yang terafiliasi dengan kelompok teroris Al Qaeda.
"Berdasarkan hasil kajian dari database yang PPTK miliki ada yang terkait dengan pihak yang, ini masih diduga yang bersangkutan (penerima) pernah ditangkap menjadi satu dari 19 orang yang ditangkap kepolisian Turki karena terkait dengan Al Qaeda," ujar Kepala PPATK Ivan Yustiavandana dalam konferensi pers di Gedung PPATK, Jakarta Pusat, Rabu, 6 Juli 2022.
Jakarta: Pengamat Timur Tengah Dina Sulaeman menjelaskan duduk perkara konflik di Suriah dengan dugaan penyelewengan dana Yayasan
Aksi Cepat Tanggap (ACT). Lembaga pengumpul donasi yang tengah disoroti itu diduga kuat memiliki hubungan dengan kelompok pemberontak di Suriah.
"Ketika ACT mengibarkan bendera Free Syrian Army (FSA), sudah jelas mereka berpihak pada FSA yaitu pemberontak," kata Dina dalam diskusi virtual
Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Miris! Aliran Cuan Teroris,’ Minggu, 10 Juli 2022.
Dina mengatakan konflik di Suriah melibatkan beberapa pihak, salah satunya ikhwanul muslimin yang didukung Turki. Mereka membentuk FSA pada 2011.
"FSA adalah sebuah organisasi payung milisi bersenjata yang membawahi organisasi lain dengan berbagai nama," ujar Dosen Hubungan Internasional Universitas Padjajaran (Unpad) itu.
Dina menyebut penggalangan dana untuk Suriah yang dilakukan ACT membawa sebuah narasi ada konflik antara Suni dengan Syiah. Pemerintah merupakan kelompok Syiah yang membantai rakyat kelompok Suni.
"Kemudian mereka (ACT) mengibarkan bendera FSA. Jadi dari sini kita langsung bisa melihat ada keterkaitan ideologis," papar dia.
Majalah Tempo mengungkap dugaan penyelewengan dana umat di
Yayasan ACT. Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) kemudian menelusuri aliran keuangan milik organisasi kemanusiaan ACT. Salah satu hasilnya, PPATK mengendus adanya aliran dana ACT ke rekening seseorang yang terafiliasi dengan kelompok teroris Al Qaeda.
"Berdasarkan hasil kajian dari database yang PPTK miliki ada yang terkait dengan pihak yang, ini masih diduga yang bersangkutan (penerima) pernah ditangkap menjadi satu dari 19 orang yang ditangkap kepolisian Turki karena terkait dengan Al Qaeda," ujar Kepala PPATK Ivan Yustiavandana dalam konferensi pers di Gedung PPATK, Jakarta Pusat, Rabu, 6 Juli 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)