KPK Bakal Aktif Cari Bukti Penyelewengan Bantuan Gempa Cianjur
Candra Yuri Nuralam • 28 Desember 2022 08:25
Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan laporan dugaan penyelewengan bantuan gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat ditindaklanjuti. Lembaga Antirasuah itu bakal menjemput bola untuk mencari bukti.
"Kami tidak pasif, kami tentu aktif untuk mencari informasi tersebut sebagai bagian dari bahan verifikasi telaah laporan pengaduan masyarakat," kata juru bicara bidang penindakan KPK Ali Fikri di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu, 28 Desember 2022.
Ali mengatakan salah satu pencarian bukti tambahan yakni dengan memanggil pelapor. Nantinya, tim verifikasi KPK bakal mengonfirmasi sejumlah dokumen yang diberikan dalam aduan tersebut.
KPK juga mengapresiasi masyarakat yang sudah melaporkan dugaan tersebut. Aduan itu mengartikan kesadaran tentang bahaya korupsi di Indonesia tinggi.
"KPK mengapresiasi masyarakat yang melaporkan setiap pengaduan, laporan dugaan korupsi pada KPK sebagai bagian dari peran serta masyarakat di dalam upaya upaya pemberantasan korupsi," ucap Ali.
KPK menerima aduan baru soal dugaan penyelewengan bantuan gempa ini. Laporan sebelumnya dikirimkan oleh kelompok kemanusiaan Acsenahumanis Respon Foundation. Mereka mendapatkan informasi adanya penyalahgunaan bantuan dari Emirates Red Crescent yang dilakukan penyelenggara negara dengan jabatan tinggi di Cianjur.
Emirates Red Crescent memberikan dua ribu selimut, 25 ton beras, seribu paket kebersihan, dan 500 lampu untuk korban gempa. Ada pejabat yang diduga menjual sebagian pemberian dan mengubah kemasan dengan embel-embel partai.
"Yang tadinya sumbangan dari lembaga internasional diubah kemasan ke partai dan dijual ke pasar," kata perwakilan dari Acsenahumanis Respon Foundation.
Pejabat yang dimaksud diyakini tidak mengindahkan perintah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam mendistribusikan bantuan. Korban gempa dinilai telah dirugikan dari tindakan itu.
Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan laporan dugaan penyelewengan bantuan gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat ditindaklanjuti. Lembaga Antirasuah itu bakal menjemput bola untuk mencari bukti.
"Kami tidak pasif, kami tentu aktif untuk mencari informasi tersebut sebagai bagian dari bahan verifikasi telaah laporan pengaduan masyarakat," kata juru bicara bidang penindakan KPK Ali Fikri di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu, 28 Desember 2022.
Ali mengatakan salah satu pencarian bukti tambahan yakni dengan memanggil pelapor. Nantinya, tim verifikasi KPK bakal mengonfirmasi sejumlah dokumen yang diberikan dalam aduan tersebut.
KPK juga mengapresiasi masyarakat yang sudah melaporkan dugaan tersebut. Aduan itu mengartikan kesadaran tentang bahaya korupsi di Indonesia tinggi.
"KPK mengapresiasi masyarakat yang melaporkan setiap pengaduan, laporan dugaan korupsi pada KPK sebagai bagian dari peran serta masyarakat di dalam upaya upaya pemberantasan korupsi," ucap Ali.
KPK menerima aduan baru soal dugaan penyelewengan bantuan gempa ini. Laporan sebelumnya dikirimkan oleh kelompok kemanusiaan Acsenahumanis Respon Foundation. Mereka mendapatkan informasi adanya penyalahgunaan bantuan dari Emirates Red Crescent yang dilakukan penyelenggara negara dengan jabatan tinggi di Cianjur.
Emirates Red Crescent memberikan dua ribu selimut, 25 ton beras, seribu paket kebersihan, dan 500 lampu untuk korban gempa. Ada pejabat yang diduga menjual sebagian pemberian dan mengubah kemasan dengan embel-embel partai.
"Yang tadinya sumbangan dari lembaga internasional diubah kemasan ke partai dan dijual ke pasar," kata perwakilan dari Acsenahumanis Respon Foundation.
Pejabat yang dimaksud diyakini tidak mengindahkan perintah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam mendistribusikan bantuan. Korban gempa dinilai telah dirugikan dari tindakan itu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)