Jakarta: Pengamat terorisme Al Chaidar menilai sekolah-sekolah yang terafiliasi dengan Khilafatul Muslimin tidak perlu ditutup. Menurutnya, masalah utama dari sekolah-sekolah tersebut hanya terkait administrasi.
"Sebenarnya sekolahnya enggak perlu ditutup kalau masalahnya belum ada izin, belum terdaftar, itu kan masalah administrasi," ujar Al Chaidar saat dihubungi, Sabtu, 18 Juni 2022.
Selain administrasi, ia juga mengatakan masalah yang perlu diperbaiki adalah kurikulum pembelajaran. Menurutnya, masalah-masalah itu tidak begitu krusial. Dalam hal ini, ia mendorong pemerintah untuk memembantu menyelesaikan masalah yang dihadapi sekolah terafiliasi Khilafatul Muslimin.
Al Chaidar mengaku banyak mendapatkan terstimoni dari pengurus sekolah terafiliasi Khilafatul Muslimin. Menurutnya, mereka meminta agar sekolah tersebut tidak dibubarkan.
Baca: BPIP Sebut Aparat Lalai Endus Keberadaan Kelompok Khilafatul Muslimin
Sebuah video yang diberikan Al Chaidar kepada Media Indonesia memperlihatkan pernyataan sikap dari sebuah sekolah terafilisasi Khilafatul Muslimin di Purwakarta, Jawa Barat. Pengurus sekolah beserta anak didik menyatakan, sebagai warga Khilafatul Muslimin, mereka tidak antipancasila, tidak anti-KNKRI, dan tidak antikhebinnekaan.
"Khilafatul Muslimin bukan musuh Pancasila dan tidak akan memusuhi Pancasila. Musuh Pancasila adalah komunisme, marxisme, leninisme, kapitalisme, liberalisme, oligarki, dan koruptor," demikian bunyi pernyataan sikap mereka.
Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, Al Chaidar mengatakan bahwa Khilafatul Muslimin tidak masuk dalam daftar radikalisme, melainkan fundamentalisme.
"Yang paling ultimate itu kan terorisme, setelah itu baru radikalisme, dan berikutnya fundamentalisme," ungkap dia.
Jakarta: Pengamat terorisme Al Chaidar menilai sekolah-sekolah yang terafiliasi dengan
Khilafatul Muslimin tidak perlu ditutup. Menurutnya, masalah utama dari sekolah-sekolah tersebut hanya terkait administrasi.
"Sebenarnya sekolahnya enggak perlu ditutup kalau masalahnya belum ada izin, belum terdaftar, itu kan masalah administrasi," ujar Al Chaidar saat dihubungi, Sabtu, 18 Juni 2022.
Selain administrasi, ia juga mengatakan masalah yang perlu diperbaiki adalah kurikulum pembelajaran. Menurutnya, masalah-masalah itu tidak begitu krusial. Dalam hal ini, ia mendorong pemerintah untuk memembantu menyelesaikan masalah yang dihadapi sekolah terafiliasi
Khilafatul Muslimin.
Al Chaidar mengaku banyak mendapatkan terstimoni dari pengurus sekolah terafiliasi Khilafatul Muslimin. Menurutnya, mereka meminta agar sekolah tersebut tidak dibubarkan.
Baca:
BPIP Sebut Aparat Lalai Endus Keberadaan Kelompok Khilafatul Muslimin
Sebuah video yang diberikan Al Chaidar kepada
Media Indonesia memperlihatkan pernyataan sikap dari sebuah sekolah terafilisasi
Khilafatul Muslimin di Purwakarta, Jawa Barat. Pengurus sekolah beserta anak didik menyatakan, sebagai warga Khilafatul Muslimin, mereka tidak antipancasila, tidak anti-KNKRI, dan tidak antikhebinnekaan.
"Khilafatul Muslimin bukan musuh Pancasila dan tidak akan memusuhi Pancasila. Musuh Pancasila adalah komunisme, marxisme, leninisme, kapitalisme, liberalisme, oligarki, dan koruptor," demikian bunyi pernyataan sikap mereka.
Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, Al Chaidar mengatakan bahwa Khilafatul Muslimin tidak masuk dalam daftar radikalisme, melainkan fundamentalisme.
"Yang paling
ultimate itu kan terorisme, setelah itu baru radikalisme, dan berikutnya fundamentalisme," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)