medcom.id, Jakarta: Densus Antiteror Polri menangkap lagi Sulaiman Aman Abdurrahman alias Oman. Narapidana teroris itu dijemput saat dinyatakan bebas usai mendapat remisi hari kemerdekaan ke-72 RI, 13 Agustus lalu.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengatakan, Oman ditangkap lagi terkait kasus bom Thamrin. Ia disebut memiliki peran vital dalam aksi teror yang terjadi Januari 2016.
"Bom Thamrin itu salah satu perancangnya adalah Oman," kata Rikwanto di Markas Polda Metro Jaya, Jumat 18 Agustus 2017.
Selain sebagai perancang, Oman juga disebut berperan memobilisasi aksi teror yang menewaskan delapan orang itu. Oman juga berperan sebagai penyalur dana aksi teror di Thamrin.
"Dana dari Abu Jandal, lalu ke Rois, kemudian Oman," ujar Rikwanto.
Oman dibon alias dijemput Densus 88 saat baru dinyatakan bebas setelah mendapat remisi hari kemerdekaan pada 13 Agustus lalu. Keluar dari Lapas Nusakambangan, Oman diboyong ke Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Ia kini sudah menjadi tersangka dan ditahan terkait kasus bom Thamrin.
Baca: Kapolri Ungkap Tiga Kelompok di Balik Bom Thamrin
Oman pertama kali ditangkap polisi setelah terjadi ledakan bom di rumahnya di kawasan Cimanggis, Depok, pada 21 Maret 2004. Ledakan terjadi saat dirinya sedang latihan merakit bom.
Pada 2 Februari 2005, Oman divonis hukuman tujuh tahun penjara. Ia dijerat Pasal 9 UU No 15 tahun 2003 jo pasal 55 ayat 1 KUHP tentang kepemilikan bahan-bahan peledak.
Setelah menjalani hukuman, pada Desember 2010 Oman kembali ditangkap lantaran terbukti membiayai pelatihan kelompok teroris di Jantho, Aceh Besar. Oman divonis sembilan tahun penjara dan mendekam di Lapas Nusakambangan.
Baca: Baru Bebas, Oman Abdurrahman Ditahan Terkait Bom Thamrin
Polri menyebut Oman sebagai orang yang memerintahkan pelaku bom Thamrin yang menewaskan delapan orang pada 14 Januari 2016.
Sepak terjang pria kelahiran Cimalaka, Sumedang, Jawa Barat, 5 Januari 1972, itu mencuat pada 2003. Kala itu dia dikenal sebagai pendiri Tauhid Wal Jihad, wadah aktivitas jihadnya. Oman disebut-sebut mempelajari keahlian menggunakan senjata dan merakit bom dari seorang alumni Ambon dan Poso.
medcom.id, Jakarta: Densus Antiteror Polri menangkap lagi Sulaiman Aman Abdurrahman alias Oman. Narapidana teroris itu dijemput saat dinyatakan bebas usai mendapat remisi hari kemerdekaan ke-72 RI, 13 Agustus lalu.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengatakan, Oman ditangkap lagi terkait kasus bom Thamrin. Ia disebut memiliki peran vital dalam aksi teror yang terjadi Januari 2016.
"Bom Thamrin itu salah satu perancangnya adalah Oman," kata Rikwanto di Markas Polda Metro Jaya, Jumat 18 Agustus 2017.
Selain sebagai perancang, Oman juga disebut berperan memobilisasi aksi teror yang menewaskan delapan orang itu. Oman juga berperan sebagai penyalur dana aksi teror di Thamrin.
"Dana dari Abu Jandal, lalu ke Rois, kemudian Oman," ujar Rikwanto.
Oman dibon alias dijemput Densus 88 saat baru dinyatakan bebas setelah mendapat remisi hari kemerdekaan pada 13 Agustus lalu. Keluar dari Lapas Nusakambangan, Oman diboyong ke Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Ia kini sudah menjadi tersangka dan ditahan terkait kasus bom Thamrin.
Baca: Kapolri Ungkap Tiga Kelompok di Balik Bom Thamrin
Oman pertama kali ditangkap polisi setelah terjadi ledakan bom di rumahnya di kawasan Cimanggis, Depok, pada 21 Maret 2004. Ledakan terjadi saat dirinya sedang latihan merakit bom.
Pada 2 Februari 2005, Oman divonis hukuman tujuh tahun penjara. Ia dijerat Pasal 9 UU No 15 tahun 2003 jo pasal 55 ayat 1 KUHP tentang kepemilikan bahan-bahan peledak.
Setelah menjalani hukuman, pada Desember 2010 Oman kembali ditangkap lantaran terbukti membiayai pelatihan kelompok teroris di Jantho, Aceh Besar. Oman divonis sembilan tahun penjara dan mendekam di Lapas Nusakambangan.
Baca: Baru Bebas, Oman Abdurrahman Ditahan Terkait Bom Thamrin
Polri menyebut Oman sebagai orang yang memerintahkan pelaku bom Thamrin yang menewaskan delapan orang pada 14 Januari 2016.
Sepak terjang pria kelahiran Cimalaka, Sumedang, Jawa Barat, 5 Januari 1972, itu mencuat pada 2003. Kala itu dia dikenal sebagai pendiri Tauhid Wal Jihad, wadah aktivitas jihadnya. Oman disebut-sebut mempelajari keahlian menggunakan senjata dan merakit bom dari seorang alumni Ambon dan Poso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)