Jakarta: Kapenrem 163/Wira Satya Mayor Arm Ida Bagus Putu Diana angkat bicara terkait video viral yang menyeret anggotanya. Pada potongan video yang beredar di media sosial tampak sejumlah anggota TNI mengeroyok dua orang di Desa Sidatapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali.
Bagus menuturkan peristiwa itu terjadi saat anggotanya dari Kodim 1609/Buleleng tengah melaksanakan rapid test antigen bekerja sama dengan Puskesmas I Banjar. Saat pelaksanaan berlangsung, dua orang anak muda melintas tanpa memakai masker.
Anggota Tim Nanggala berusaha menghentikan kedua pemuda tersebut. Mereka tidak menghiraukan dan malah menabrak salah satu anggota Kodim 1609/Buleleng yang tergabung di Tim Nanggala, yakni Kopda Made Sastrawan dan menyebabkan tangannya lecet.
"Selanjutnya, kedua pelaku dikejar oleh anggota BKO dari Raider 900/SBW Pratu Gagas Ribut Supriantoko, namun tidak berhasil," kata Bagus dalam keterangan tertulis Selasa, 24 Agustus 2021.
Berselang lima menit, kedua pemuda kembali mendatangi Pratu Gagas Ribut Suprianto. Ia bertanya alasannya anggota TNI mencarinya dengan nada menantang alasan memanggil dirinya.
Baca: Viral TNI dan Warga di Buleleng Baku Hantam, Kodim: Warga Pukul Duluan
Selanjutnya, anggota membawa kedua pemuda menghadap Dandim 1609/Buleleng untuk dilaksanakan rapid test antigen. Tiba-tiba keluarga datang dan menarik kedua pemuda tersebut agar tidak menjalani tes tersebut.
Dandim 1609/Buleleng yang ada di lokasi memerintahkan anggota menahan kedua pemuda. Namun, kepala bagian belakang Dandim 1609/Buleleng dipukul warga bernama Kadek D yang masih berstatus mahasiswa.
"Pratu Gagas Ribut Suprianto berusaha mengamankan pelaku. Namun, karena ada perlawanan spontan terjadi saling pukul antara anggota dengan oknum masyarakat," ungkap Bagus.
Setelah itu, pihak keluarga membawa pelaku pulang ke rumah didampingi Dandim 1609/Buleleng untuk mediasi. Mediasi belum menemukan titik temu.
Bagus menyanyangkan peristiwa itu. Menurutnya, anggota TNI di lapangan hadir sebagai bagian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 dalam membantu percepatan penanganan covid-19 di Tanah Air. Salah satunya, melakukan pelacakan atau tracing dan menertibkan masyarakat yang tidak menggunakan masker.
"Adanya tindakan penertiban atau pendisiplinan justru ada oknum warga yang membahayakan keselamatan petugas bahkan menantang dan membentak. Kemudian, disampaikan baik-baik malah memukul aparat dalam hal ini kepada Dandim 1609/Buleleng hingga harus menerima benjolan," ucap Bagus.
Ia memastikan kondisi sudah aman dan kondusif. Dia menegaskan tindakan aparat tidak terlepas sebagai respons terhadap perilaku warga di lokasi kejadian.
Kemudian, dia meminta masyarakat melihat video yang beredar di media sosial secara utuh, bukan sepenggal tanpa melihat penyebab awal atau proses terjadinya. Dalam video berdurasi 14 detik terlihat sejumlah anggota TNI menendang pemuda tersebut.
Jakarta: Kapenrem 163/Wira Satya Mayor Arm Ida Bagus Putu Diana angkat bicara terkait video viral yang menyeret anggotanya. Pada potongan video yang beredar di
media sosial tampak sejumlah anggota
TNI mengeroyok dua orang di Desa Sidatapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali.
Bagus menuturkan peristiwa itu terjadi saat anggotanya dari Kodim 1609/Buleleng tengah melaksanakan
rapid test antigen bekerja sama dengan Puskesmas I Banjar. Saat pelaksanaan berlangsung, dua orang anak muda melintas tanpa memakai masker.
Anggota Tim Nanggala berusaha menghentikan kedua pemuda tersebut. Mereka tidak menghiraukan dan malah menabrak salah satu anggota Kodim 1609/Buleleng yang tergabung di Tim Nanggala, yakni Kopda Made Sastrawan dan menyebabkan tangannya lecet.
"Selanjutnya, kedua pelaku dikejar oleh anggota BKO dari Raider 900/SBW Pratu Gagas Ribut Supriantoko, namun tidak berhasil," kata Bagus dalam keterangan tertulis Selasa, 24 Agustus 2021.
Berselang lima menit, kedua pemuda kembali mendatangi Pratu Gagas Ribut Suprianto. Ia bertanya alasannya anggota TNI mencarinya dengan nada menantang alasan memanggil dirinya.
Baca:
Viral TNI dan Warga di Buleleng Baku Hantam, Kodim: Warga Pukul Duluan
Selanjutnya, anggota membawa kedua pemuda menghadap Dandim 1609/Buleleng untuk dilaksanakan rapid test antigen. Tiba-tiba keluarga datang dan menarik kedua pemuda tersebut agar tidak menjalani tes tersebut.
Dandim 1609/Buleleng yang ada di lokasi memerintahkan anggota menahan kedua pemuda. Namun, kepala bagian belakang Dandim 1609/Buleleng dipukul warga bernama Kadek D yang masih berstatus mahasiswa.
"Pratu Gagas Ribut Suprianto berusaha mengamankan pelaku. Namun, karena ada perlawanan spontan terjadi saling pukul antara anggota dengan oknum masyarakat," ungkap Bagus.
Setelah itu, pihak keluarga membawa pelaku pulang ke rumah didampingi Dandim 1609/Buleleng untuk mediasi. Mediasi belum menemukan titik temu.
Bagus menyanyangkan peristiwa itu. Menurutnya, anggota TNI di lapangan hadir sebagai bagian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 dalam membantu percepatan penanganan covid-19 di Tanah Air. Salah satunya, melakukan pelacakan atau
tracing dan menertibkan masyarakat yang tidak menggunakan masker.
"Adanya tindakan penertiban atau pendisiplinan justru ada oknum warga yang membahayakan keselamatan petugas bahkan menantang dan membentak. Kemudian, disampaikan baik-baik malah memukul aparat dalam hal ini kepada Dandim 1609/Buleleng hingga harus menerima benjolan," ucap Bagus.
Ia memastikan kondisi sudah aman dan kondusif. Dia menegaskan tindakan aparat tidak terlepas sebagai respons terhadap perilaku warga di lokasi kejadian.
Kemudian, dia meminta masyarakat melihat video yang beredar di media sosial secara utuh, bukan sepenggal tanpa melihat penyebab awal atau proses terjadinya. Dalam video berdurasi 14 detik terlihat sejumlah anggota TNI menendang pemuda tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)