Jakarta: Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengungkap kelompok teroris Negara Islam Indonesia (NII) di Sumatra Barat (Sumatra) dan Tangerang Selatan (Tangsel). Kelompok NII ini diduga keturunan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, pendiri NII pada 1949.
"Kalau sepanjang hasil pemeriksaan kita ada yang garis keluarga atau dari kampung (Kartosoewirjo). Bukan keluarga langsung, tapi satu wilayah di satu daerah. Ada juga yang memang direkrut, dibaiat," kata Kabagbanops Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Jumat, 22 April 2022.
Aswin melanjutkan ada juga pihak yang berkaitan langsung dengan kelompok NII besutan Kartosoewirjo. Pasalnya, para tersangka yang ditangkap mengaku NII garis putih atau NII putih.
"Mereka adalah yang lurus, tegak dengan Kartosoewirjo," ungkap Aswin.
Baca: Berperan Signifikan, NII Sumbar Bertugas Merekrut Anggota
Aswin mengatakan mereka ingin melanjutkan perjuangan Kartosoewirjo. Baik yang memiliki garis keturunan maupun tidak.
"Kan dahulu mereka banyak pengikutnya. Jadi, pengikut-pengikutnya itu sendiri masih ada," beber Aswin.
Sebanyak 16 tersangka terorisme kelompok NII ditangkap bersamaan di Sumbar pada Jumat, 25 Maret 2022. Sebanyak 12 tersangka ditangkap di wilayah Dharmasraya, empat tersangka di Tanah Datar.
Mereka berencana melengserkan pemerintah menjelang Pemilu 2024. Pelengseran itu rencana dilakukan dengan membuat kekacauan bak kerusuhan Mei 1998.
NII Sumbar ini merupakan lapisan bawah atau kecamatan. Perannya sangat signifikan, yakni merekrut masyarakat menjadi anggota.
Sedangkan, di Tangsel ada lima tersangka ditangkap Densus pada Minggu, 3 April 2022. Kelima tersangka itu ialah SA, SO, TA, MH, dan AHA alias Y. Perannya dari ketua wilayah NII Tangsel hingga sekretaris.
Kota NII berada di Tangerang Raya. Orang-orang NII yang berada di Tangerang Raya bertugas merekrut pengurus dan membentuk wilayah-wilayah sebaran NII.
"Jadi, mereka keliling ke beberapa wilayah di Indonesia, di sana mereka membentuk struktur baru lagi di bawah mereka, disebutlah namanya kecamatan," ungkap Aswin.
Riwayat NII
NII adalah kelompok islam di Indonesia yang bertujuan membentuk negara islam di Tanah Air. NII dibentuk pada 7 Agustus 1949 oleh Kartosoewirjo dan sekelompok milisi muslim.
NII bermarkas di Desa Cisampang, Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat. Kelompok ini mengakui syariat islam sebagai sumber hukum yang valid.
Gerakan ini bertujuan menjadikan Republik Indonesia yang saat itu baru diproklamasikan kemerdekaannya sebagai negara Islam. Dalam proklamasi NII, hukum yang berlaku adalah hukum islam.
Kartosoewirjo yang dianggap memberontak ditangkap TNI dan dihukum mati pada 1962. Setelah Kartosoewirjo tiada, gerakan NII terbelah menjadi dua pada 1993.
Gerakan pertama, yakni Jamaah Islamiyah (JI) yang didirikan Abu Bakar Baasyir dan Abdullah Sungkar yang berafiliasi dengan Al Qaeda di Afghanistan. Kedua, NII pimpinan Ajengan Masduki.
Sedangkan, di Tangsel ada lima tersangka ditangkap Densus pada Minggu, 3 April 2022. Kelima tersangka itu ialah SA, SO, TA, MH, dan AHA alias Y. Perannya dari ketua wilayah NII Tangsel hingga sekretaris.
Kota NII berada di Tangerang Raya. Orang-orang NII yang berada di Tangerang Raya bertugas merekrut pengurus dan membentuk wilayah-wilayah sebaran NII.
"Jadi, mereka keliling ke beberapa wilayah di Indonesia, di sana mereka membentuk struktur baru lagi di bawah mereka, disebutlah namanya kecamatan," ungkap Aswin.
Riwayat NII
NII adalah kelompok islam di Indonesia yang bertujuan membentuk negara islam di Tanah Air. NII dibentuk pada 7 Agustus 1949 oleh Kartosoewirjo dan sekelompok milisi muslim.
NII bermarkas di Desa Cisampang, Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat. Kelompok ini mengakui syariat islam sebagai sumber hukum yang valid.
Gerakan ini bertujuan menjadikan Republik Indonesia yang saat itu baru diproklamasikan kemerdekaannya sebagai negara Islam. Dalam proklamasi NII, hukum yang berlaku adalah hukum islam.
Kartosoewirjo yang dianggap memberontak ditangkap TNI dan dihukum mati pada 1962. Setelah Kartosoewirjo tiada, gerakan NII terbelah menjadi dua pada 1993.
Gerakan pertama, yakni Jamaah Islamiyah (JI) yang didirikan Abu Bakar Baasyir dan Abdullah Sungkar yang berafiliasi dengan Al Qaeda di Afghanistan. Kedua, NII pimpinan Ajengan Masduki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)