Jakarta: Mantan Penyidik KPK Yudi Purnomo menyoroti soal seleksi calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Siapa saja boleh mendaftarkan diri sebagai capim KPK baik berlatar belakang Polri, kejaksaan, akademisi maupun profesional.
"Siapa pun bisa untuk menjadi capim KPK sesuai syarat administratif dalam UU Nomor 19/2019," kata Yudi saat dikonfirmasi, Jumat, 10 Mei 2024.
Menurut dia, paling penting capim KPK yang diseleksi tahun 2024 ini harus jauh lebih baik dari pimpinan sebelumnya. Calon pimpinan KPK, kata dia, harus memiliki rekam jejak yang baik dan berintegritas, serta tidak membuat kontroversial dalam memimpin lembaga antirasuah.
"Yang penting sebenarnya adalah Pimpinan KPK kedepan harus berintegritas, tidak mempunyai permasalahan etik di masa lalu, dan bukan pembawa masalah di KPK kelak," ujar Anggota Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Pencegahan Korupsi Mabes Polri itu.
Yudi menekankan Panitia Seleksi Calon Pimpinan (Pansel Capim) KPK tahun 2024 ini tentu akan menjadi sorotan publik. Karena, kata dia, harapan pemberantasan korupsi di Indonesia kedepan ditentukan oleh pansel capim KPK. Dia berharap proses seleksi capim KPK seperti terpilihnya Firli Bahuri dan pimpinan KPK periodenya itu tak berulang.
"Kita tahu bahwa pansel yang lalu, yang memilih Firli dan kawan-kawan, ternyata pilihan mereka dari 10 dan 5 dipilih DPR, ternyata malah membuat permasalahan di KPK. Bukannya menjadi solusi bagi bangsa, malah jadi masalah," jelas dia.
Maka dari itu, ia menyebut nama-nama pansel capim KPK sekarang harus dilihat betul. Jika reputasi pansel capim KPK bagus, berintegritas dan rekam jejaknya baik hingga tidak membuat masalah atau kontroversi, tentu harapan pemberantasan korupsi di Indonesia kedepan terlihat cerah.
“Namun, kalau dilihat nama-namanya tidak berintegritas, orang rekam jejak buruk, bahkan anti pemberantasan korupsi, ya saya pikir akan selesai. Karena dari pansel yang buruk tentu tidak akan menghadirkan pimpinan KPK yang baik," tutur dia.
Selain itu, Yudi mengatakan bila pansel capim KPK dianggap orang baik tentu animo masyarakat akan berbondong-bondong ikut mendaftar, baik kalangan akademisi, tokoh nasional dan lain sebagainya. Tetapi, kalau pansel capim KPK tidak berintegritas, Yudi khawatir masyarakat tidak akan mau mendaftar.
Sebab, Yudi memandang akan terjadi dugaan sosok capim KPK telah diatur. Maka itu, dia menekankan calon Pansel capim KPK harus yang memiliki rekam jejak baik, mau mendengarkan publik. Sehingga, antusias orang-orang untuk maju menjadi pimpinan KPK bukan hanya cari kerja, tapi juga memperbaiki KPK.
"Sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam pemberantasan korupsi di bawah KPK. Namun, kalau ternyata nanti justru pansel mendapat resistensi dari masyarakat, tentu harapan pemberantasan korupsi akan menurun drastis,” katanya.
Lebih lanjut, Yudi mengingatkan pansel capim KPK harus berkaca pada proses yang terjadi periode Firli Bahuri dan kawan-kawan. Pansel capim KPK dinilai harus teliti dan jeli melihat nama-nama bakal calon pimpinan KPK yang mendaftar. Bahkan, kata dia, jangan segan untuk mendiskualifikasi jika nama tersebut diketahui memiliki rekam jejak buruk.
“Yang paling penting pansel ini benar-benar harus berkaca dari yang lalu. Ada sedikit permasalahan dari capim KPK, mau itu etik bahkan juga kontroversi, sudah coret saja,” tegas eks penyidik senior KPK itu.
Jakarta: Mantan Penyidik KPK Yudi Purnomo menyoroti soal seleksi calon pimpinan (
capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Siapa saja boleh mendaftarkan diri sebagai capim KPK baik berlatar belakang Polri, kejaksaan, akademisi maupun profesional.
"Siapa pun bisa untuk menjadi capim KPK sesuai syarat administratif dalam UU Nomor 19/2019," kata Yudi saat dikonfirmasi, Jumat, 10 Mei 2024.
Menurut dia, paling penting capim KPK yang diseleksi tahun 2024 ini harus jauh lebih baik dari pimpinan sebelumnya. Calon pimpinan KPK, kata dia, harus memiliki rekam jejak yang baik dan berintegritas, serta tidak membuat kontroversial dalam memimpin lembaga antirasuah.
"Yang penting sebenarnya adalah Pimpinan
KPK kedepan harus berintegritas, tidak mempunyai permasalahan etik di masa lalu, dan bukan pembawa masalah di KPK kelak," ujar Anggota Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Pencegahan Korupsi Mabes Polri itu.
Yudi menekankan Panitia Seleksi Calon Pimpinan (Pansel Capim) KPK tahun 2024 ini tentu akan menjadi sorotan publik. Karena, kata dia, harapan pemberantasan korupsi di Indonesia kedepan ditentukan oleh pansel capim KPK. Dia berharap proses seleksi capim KPK seperti terpilihnya Firli Bahuri dan pimpinan KPK periodenya itu tak berulang.
"Kita tahu bahwa pansel yang lalu, yang memilih Firli dan kawan-kawan, ternyata pilihan mereka dari 10 dan 5 dipilih DPR, ternyata malah membuat permasalahan di KPK. Bukannya menjadi solusi bagi bangsa, malah jadi masalah," jelas dia.
Maka dari itu, ia menyebut nama-nama pansel capim KPK sekarang harus dilihat betul. Jika reputasi pansel capim KPK bagus, berintegritas dan rekam jejaknya baik hingga tidak membuat masalah atau kontroversi, tentu harapan pemberantasan korupsi di Indonesia kedepan terlihat cerah.
“Namun, kalau dilihat nama-namanya tidak berintegritas, orang rekam jejak buruk, bahkan anti pemberantasan korupsi, ya saya pikir akan selesai. Karena dari pansel yang buruk tentu tidak akan menghadirkan pimpinan KPK yang baik," tutur dia.
Selain itu, Yudi mengatakan bila pansel capim KPK dianggap orang baik tentu animo masyarakat akan berbondong-bondong ikut mendaftar, baik kalangan akademisi, tokoh nasional dan lain sebagainya. Tetapi, kalau pansel capim KPK tidak berintegritas, Yudi khawatir masyarakat tidak akan mau mendaftar.
Sebab, Yudi memandang akan terjadi dugaan sosok capim KPK telah diatur. Maka itu, dia menekankan calon Pansel capim KPK harus yang memiliki rekam jejak baik, mau mendengarkan publik. Sehingga, antusias orang-orang untuk maju menjadi pimpinan KPK bukan hanya cari kerja, tapi juga memperbaiki KPK.
"Sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam pemberantasan korupsi di bawah KPK. Namun, kalau ternyata nanti justru pansel mendapat resistensi dari masyarakat, tentu harapan pemberantasan korupsi akan menurun drastis,” katanya.
Lebih lanjut, Yudi mengingatkan pansel capim KPK harus berkaca pada proses yang terjadi periode Firli Bahuri dan kawan-kawan. Pansel capim KPK dinilai harus teliti dan jeli melihat nama-nama bakal calon pimpinan KPK yang mendaftar. Bahkan, kata dia, jangan segan untuk mendiskualifikasi jika nama tersebut diketahui memiliki rekam jejak buruk.
“Yang paling penting pansel ini benar-benar harus berkaca dari yang lalu. Ada sedikit permasalahan dari capim KPK, mau itu etik bahkan juga kontroversi, sudah coret saja,” tegas eks penyidik senior KPK itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ADN)