Polisi membeberkan peran pelaku pembubar diskusi di Kemang/Medcom.id/Siti
Polisi membeberkan peran pelaku pembubar diskusi di Kemang/Medcom.id/Siti

Respons Polda Metro Jaya Terkait Video Viral Polisi Dipeluk Massa yang Bubarkan Diskusi di Kemang

M Rodhi Aulia • 29 September 2024 18:50
Jakarta: Polda Metro Jaya memberikan penjelasan terkait beredarnya video viral yang memperlihatkan personel kepolisian dipeluk massa yang membubarkan paksa diskusi di sebuah hotel di kawasan Kemang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Pihak kepolisian menegaskan bahwa massa yang terlibat dalam pembubaran tersebut memeluk polisi sebagai bentuk etika dan penghormatan.
 
"Kita lihat video yang beredar di lapangan, di media sosial, jadi pada saat mereka selesai melakukan aksi pembubaran, mereka (para pelaku) dari hasil pemeriksaan yang kita lakukan mereka mengatakan bahwa ini sebagai bentuk wujud etika kami, pamit dengan petugas anggota yang ada di situ," kata Wakapolda Metro Jaya Brigjen Djati Wiyoto Abadhy kepada wartawan, Minggu 29 September 2024.
 
Baca juga: Daftar Alasan Kelompok Ini Bubarkan Diskusi Publik di Hotel Kemang

Investigasi Internal Polda Metro Jaya

Meskipun demikian, Polda Metro Jaya akan tetap melakukan investigasi internal untuk mengusut dugaan pelanggaran yang mungkin dilakukan oleh personel yang bertugas saat insiden tersebut. Brigjen Djati menyebutkan bahwa pihaknya akan memeriksa SOP yang diterapkan para personel dalam menangani unjuk rasa yang berujung pada pembubaran diskusi itu.

"Kami juga melakukan investigasi secara internal terhadap para petugas Polri yang bertugas mengamankan pada saat aksi unjuk rasa berlangsung, apakah di situ ada pelanggaran SOP atau tidak," ujar Djati. 
 
Ia menambahkan bahwa polisi akan memeriksa jumlah personel yang dilibatkan serta tindakan yang diambil, termasuk respons terhadap dinamika yang terjadi di lapangan.


Kritik dan Evaluasi

Djati menegaskan bahwa Polda Metro Jaya terbuka terhadap kritik dari masyarakat terkait kinerja personelnya. Hal ini akan dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan pelayanan dan kinerja kepolisian dalam menjaga keamanan di Ibu Kota.
 
"Polda Metro Jaya siap menerima kritik atas kelemahan pada petugas kami yang melaksanakan tugas sebagai bahan evaluasi dan perbaikan pelaksanaan tugas kami ke depan," tegas Djati.

Pengacara: Tidak Ada Koordinasi dengan Polisi

Pengacara dari lima pelaku yang diamankan, Gregorius Upi dari DG & Partners Lawfirm, membantah adanya koordinasi antara kliennya dan aparat kepolisian terkait pembubaran diskusi. 
 
"Tidak ada keterlibatan atau koordinasi dengan aparat kepolisian," ujar Gregorius dalam keterangan tertulis.
 
Ia juga menjelaskan bahwa kliennya masuk ke lokasi melalui pintu belakang hotel sebagai keputusan spontan yang diambil karena akses depan terlalu padat.
 
Gregorius juga mengklarifikasi interaksi antara kliennya dan personel polisi yang viral dalam video. 
 
"Interaksi yang terjadi antara klien kami dengan aparat kepolisian setelah insiden, seperti bersalaman dan mencium tangan, merupakan bentuk kesopanan dan penghormatan yang umum dalam budaya Indonesia. Gestur-gestur tersebut sama sekali tidak mengindikasikan adanya kolusi, kerja sama, atau dukungan dari aparat kepolisian terhadap aksi pembubaran diskusi," tambahnya.

Kronologi Pembubaran Diskusi di Kemang

Peristiwa pembubaran diskusi terjadi pada Sabtu 28 September 2024 sekitar pukul 09.00 WIB di salah satu hotel di Kemang. Diskusi tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh seperti mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan pakar hukum tata negara Refly Harun. 
 
Setelah aksi pembubaran, lima pelaku diamankan oleh kepolisian, dan dua di antaranya, FEK dan GW, telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DHI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan