Wakil Ketua KPK, Inspektur Jenderal Basaria Panjaitan. (Foto: Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim)
Wakil Ketua KPK, Inspektur Jenderal Basaria Panjaitan. (Foto: Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim)

Basaria Sebut KPK Masih 'Sehat'

Damar Iradat • 31 Agustus 2017 08:58
medcom.id, Jakarta: Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Pandjaitan memastikan kondisi KPK masih baik dan 'sehat'. Tiap perbedaan yang terjadi disebut bisa diselesaikan dengan baik. 
 
"Sampai saat ini, KPK sehat kok," kata Basaria di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 30 Agustus 2017.
 
Pernyataan Basaria menyusul keterangan Direktur Penyidikan KPK Brigjen Aris Budiman yang menyebut adanya dualisme kepemimpinan di tubuh KPK. Namun begitu, Basaria mengatakan, friksi-friksi di internal komisi anti-rasywah masih dalam batas wajar.

Ia menjelaskan, di antara ribuan orang yang ada di KPK, tentu ada pendapat yang beragam. Tidak bisa menyamakan seluruh pendapat tersebut.
 
Jikalau ada perbedaan pendapat, hal itu juga masih bisa diselesaikan dengan baik. "Menurut kami masih bisa diselesaikan," tutur dia. 
 
Sementara itu, terkait pernyataan Aris yang meminta Pansus Hak Angket KPK untuk menyelematkan lembaga Antikorupsi itu, Basaria melihat hal tersebut sebagai sebuah kewajaran. Menurutnya, pernyataan Aris sama seperti harapan masyarakat Indonesia.
 
"Saya pikir semua masyarakat Indonesia (ingin) selamatkan KPK. Kalau imbauan itu ada (kepada Pansus Angket), mungkin ada sesuatu, kan kita tidak tahu apa yang dibenak kepalanya," tambah dia. 
 
(Baca juga: Direktur Penyidik Mengaku Alami Kesulitan di Internal KPK)
 
Aris memenuhi panggilan Pansus Hak Angket KPK pada Selasa, 29 Agustus 2017 malam. Padahal, pimpinan KPK tak pernah menggubris panggilan itu. Pimpinan KPK bersikukuh pendirian Pansus cacat hukum. Namun, Aris justru membangkang.
 
Dia beralasan kehadirannya di Pansus sebagai upaya memperbaiki KPK dan menjawab tudingan penyidik internal KPK terhadapnya.
 
"Bagi saya, ini bukan soal kehormatan pribadi. Ini (KPK) lembaga harapan bangsa Indonesia untuk memperbaiki negara kita. Kalau masih seperti ini, tetap akan ada masalah ke depan. Itu pertimbangan saya," ujarnya dalam Rapat dengar pendapat (RDP) di ruang Pansus Hak Angket DPR, Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa 29 Agustus 2017.
 
Aris mengaku baru pertama kalinya membantah titah pimpinan. "Sepanjang karier saya, ini untuk pertama kali saya membantah perintah pimpinan (KPK)," kata Aris.
 
Aris banyak disorot oleh media massa karena sempat disebut terlibat di dalam 'pengamanan' kasus korupsi KTP elektronik. Saat proses penyidikan, Miryam S Haryani sempat menyebut seorang direktur KPK menemui Komisi III DPR dan meminta uang aman sebesar Rp2 miliar.
 
Penyidik Senior KPK Novel Baswedan sempat diperlihatkan foto orang yang dimaksud. Novel langsung tahu bila orang yang dimaksud adalah Aris.
 
Aris dan Novel juga sempat dikabarkan bersitegang. Sebab, Novel sempat diberi Surat Peringatan karena keberatan atas pengangkatan sejumlah penyidik dari elemen polisi jadi ketua Tim Satuan Tugas. Namun akhirnya Surat Peringatan tersebut dicabut.
 
(Baca juga: Tidak Senada Antara Direktur Penyidik KPK dengan Pimpinan)
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan