Jakarta: Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan mengungkap ada dugaan pencucian uang dan perbudakan yang terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun.
Hal ini diungkapkan setelah diketahui Panji Gumilang memiliki ratusan rekening bank yang digunakan untuk menampung dana dari berbagai sumber, termasuk dari yayasan-yayasan, corporate social responsibility (CSR), dan anggota-anggota NII.
"Kawan-kawan ini kan diperas, diperbudak, dimanfaatkan tenaga dan hartanya. Dan kawan-kawan ini sampai ada yang jual tanah, jual rumah, yang dia niatkan untuk sebuah perjuangan negara Islam lalu ternyata sampai sekarang uang-uang itu nggak jelas ke mana," kata Ken dalam tayangan Primetime News di Metro TV, Rabu, 6 Juli 2023.
Ia juga menyebutkan bahwa Panji Gumilang memiliki sebuah yayasan bernama Jalan Menuju Masyarakat Sejahtera (Jammas) yang masih menagih dan mentransfer dana dari anggota-anggota NII yang sudah keluar.
"Sampai sekarang kawan-kawan yang masih aktif masih transfer ke rekening itu setiap bulan. Jadi ini menurut saya memang panjang tapi kita berharap pemerintah dan aparat segera menyelesaikan polemik ini," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa ia mencurigai adanya praktik pencucian uang dari dana-dana yang masuk ke pesantren Al Zaitun. Ken berharap PPATK segera mengaudit semua keuangan di Pondok Pesantren Al
"Kami mencurigai adanya money laundry karena ketika masuk ke pesantren ini kan susah di audit ya. Dan dana dari NII itu juga dari yang penipuan dan perampokan. Dulu kami melakukan hal itu. Dan itu ketika transfer ke sana kan memang ya sudah selesai tidak ada yang berani audit kecuali dari PPATK ketika muncul persoalan seperti ini," tuturnya.
(Fauzi Pratama Ramadhan)
Jakarta: Pendiri Negara Islam Indonesia (
NII)
Crisis Center,
Ken Setiawan mengungkap ada dugaan pencucian uang dan perbudakan yang terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes)
Al Zaytun.
Hal ini diungkapkan setelah diketahui
Panji Gumilang memiliki ratusan rekening bank yang digunakan untuk menampung dana dari berbagai sumber, termasuk dari yayasan-yayasan,
corporate social responsibility (CSR), dan anggota-anggota NII.
"Kawan-kawan ini kan diperas, diperbudak, dimanfaatkan tenaga dan hartanya. Dan kawan-kawan ini sampai ada yang jual tanah, jual rumah, yang dia niatkan untuk sebuah perjuangan negara Islam lalu ternyata sampai sekarang uang-uang itu nggak jelas ke mana," kata Ken dalam tayangan Primetime News di Metro TV, Rabu, 6 Juli 2023.
Ia juga menyebutkan bahwa Panji Gumilang memiliki sebuah yayasan bernama Jalan Menuju Masyarakat Sejahtera (Jammas) yang masih menagih dan mentransfer dana dari anggota-anggota NII yang sudah keluar.
"Sampai sekarang kawan-kawan yang masih aktif masih transfer ke rekening itu setiap bulan. Jadi ini menurut saya memang panjang tapi kita berharap pemerintah dan aparat segera menyelesaikan polemik ini," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa ia mencurigai adanya praktik pencucian uang dari dana-dana yang masuk ke pesantren Al Zaitun. Ken berharap PPATK segera mengaudit semua keuangan di Pondok Pesantren Al
"Kami mencurigai adanya
money laundry karena ketika masuk ke pesantren ini kan susah di audit ya. Dan dana dari NII itu juga dari yang penipuan dan perampokan. Dulu kami melakukan hal itu. Dan itu ketika transfer ke sana kan memang ya sudah selesai tidak ada yang berani audit kecuali dari PPATK ketika muncul persoalan seperti ini," tuturnya.
(Fauzi Pratama Ramadhan) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)