Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo/Humas Polri.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo/Humas Polri.

Kapolri: Lomba Orasi Unjuk Rasa Ajang Edukasi

Siti Yona Hukmana • 10 Desember 2021 14:12
Jakarta: Polri menggelar lomba orasi unjuk rasa se-Indonesia. Lomba itu dijadikan sebagai ajang edukasi dan sosialisasi bagi masyarakat dan anggota polisi untuk mencegah keributan saat demonstrasi. 
 
"Sebenarnya edukasi ini di samping untuk anggota juga kita berikan pemahaman untuk masyarakat, sehingga menjadi titik temu di lapangan," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 10 Desember 2021. 
 
Listyo berharap tak ada lagi keributan saat demonstrasi. Masyarakat dan anggota polisi di lapangan dapat menjaga situasi agar tidak ditumpangi kelompok-kelompok provokatif.  

"Karena memang kebebasan ini harus betul-betul disampaikan secara murni dan kita sebagai bagian dari pemerintah harus bisa menjaga stabilitas keamanan, juga harus mampu mengamankan masyarakat untuk betul-betul bisa menyampaikan aspirasi," ungkap jenderal bintang empat itu. 
 
Baca: Kapolri Minta Jajarannya Terima Kritik dan Lakukan Perbaikan
 
Menurut Listyo, pemerintah wajib menindaklanjuti aspirasi masyarakat. Mekanisme itu harus dibangun sebagai bagian koreksi dan kritik terhadap kebijakan. 
 
"Kemudian, evaluasi untuk supaya semuanya lebih baik," kata dia. 
 
Lomba orasi unjuk rasa ini digelar di 34 kepolisian daerah (Polda) sejak November 2021. Sebanyak 2.041 orang ikut berpartisipasi dan terpilih menjadi 243 tim di tingkat Polda. 
 
Sebanyak enam tim terbaik terpilih dalam penyaringan di tingkat Polda. Keenam tim itu masuk grand final yang dilaksanakan di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. 
 
Sebanyak enam tim itu berasal dari Sumatra Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka akan dinilai oleh sejumlah dewan juri yang dipilih Polri.
 
Para juri ialah Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto, juru bicara Kompolnas Poengky Indarti, Aktivis HAM Hendardi, Aktivis Pejuang HAM Tita Indah Sari, Komisoner Komisi Nasional HAM Chairul Anam, aktivis Papua Natalius Pigai, dan Direktur Eksekutif Amnesti Internasional Indonesia Usman Hamid. Polri menyiapkan hadiah Rp50 juta untuk juara pertama. Kemudian, Rp30 juta untuk juara kedua, dan Rp20 juta bagi juara ketiga.
 
Kegiatan mewadahi aspirasi ini bukan pertama kali dilakukan Polri. Korps Bhayangkara pernah menggelar lomba mural pada 30 Oktober 2021.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan