Jakarta: Teroris di Indonesia sudah menjadikan perempuan dan anak-anak sebagai senjata. Dalam beberapa kasus, anak-anak dan perempuan terlibat dalam aksi terorisme.
"Pola-pola ini masih dikaji oleh Densus dan kepolisian. Model-model ini mereka tiru dari ISIS seperti Afghanistan, Irak, dan Suriah. Inspirasi dari sana," kata Karopenmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2019.
Dedi mengatakan pihaknya secara optimal telah melakukan pencegahan. Bagaimana pun anak-anak tidak boleh disusupi paham radikal yang salah.
"Kita betul-betul mencegah semaksimal mungkin. Kita masih akan terus menganalisis," jelasnya.
Baca juga: Pelaku Penembakan Selandia Baru Live Facebook
Menurut Dedi, pengaruh terorisme pada perempuan biasanya terjadi atas hasutan suami. Istri, kata Dedi, dalam ajaran mereka harus taat dan patuh pada suaminya. Sedangkan untuk anak-anak berada di bawah pengaruh orang tua.
"Jika suami memberikan ajaran atau paham pasti lebih jauh meresap, setelah meresap dan terpapar jauh lebih kuat. Karena pada dasarnya wanita ini setia pada suami dan taat," tutur Dedi.
Sebelumnya, Kejahatan terorisme di Indonesia menggunakan cara baru. Dedi menyebut kelompok terorisme mulai menarget perempuan sebagai anggota.
'Pascabom Surabaya ada fenomena baru di Indonesia, sudah mulai melibatkan perempuan 'lone wolf'," kata dia, Kamis, 14 Maret 2019.
Menurut Dedi, fenomena itu mulai terjadi di Indonesia. Beruntung, Densus 88 Antiteror Mabes Polri berhasil membaca pergerakan tersebut.
Baca juga: Terduga Teroris di Riau Sekelompok dengan Abu Hamzah
Jakarta: Teroris di Indonesia sudah menjadikan perempuan dan anak-anak sebagai senjata. Dalam beberapa kasus, anak-anak dan perempuan terlibat dalam aksi terorisme.
"Pola-pola ini masih dikaji oleh Densus dan kepolisian. Model-model ini mereka tiru dari ISIS seperti Afghanistan, Irak, dan Suriah. Inspirasi dari sana," kata Karopenmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2019.
Dedi mengatakan pihaknya secara optimal telah melakukan pencegahan. Bagaimana pun anak-anak tidak boleh disusupi paham radikal yang salah.
"Kita betul-betul mencegah semaksimal mungkin. Kita masih akan terus menganalisis," jelasnya.
Baca juga:
Pelaku Penembakan Selandia Baru Live Facebook
Menurut Dedi, pengaruh terorisme pada perempuan biasanya terjadi atas hasutan suami. Istri, kata Dedi, dalam ajaran mereka harus taat dan patuh pada suaminya. Sedangkan untuk anak-anak berada di bawah pengaruh orang tua.
"Jika suami memberikan ajaran atau paham pasti lebih jauh meresap, setelah meresap dan terpapar jauh lebih kuat. Karena pada dasarnya wanita ini setia pada suami dan taat," tutur Dedi.
Sebelumnya, Kejahatan terorisme di Indonesia menggunakan cara baru. Dedi menyebut kelompok terorisme mulai menarget perempuan sebagai anggota.
'Pascabom Surabaya ada fenomena baru di Indonesia, sudah mulai melibatkan perempuan 'lone wolf'," kata dia, Kamis, 14 Maret 2019.
Menurut Dedi, fenomena itu mulai terjadi di Indonesia. Beruntung, Densus 88 Antiteror Mabes Polri berhasil membaca pergerakan tersebut.
Baca juga:
Terduga Teroris di Riau Sekelompok dengan Abu Hamzah Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)