Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan pendidikan antirasuah penting ditanamkan kepada seluruh pelajar di Indonesia. Materi setiap jenjang harus dibedakan.
Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Jaringan Pendidikan KPK Bariroh Barir menjelaskan membedakan materi antikorupsi setiap jenjang pendidikan harus dilakukan karena ada perbedaan perkembangan kognitif pelajar. Contohnya, kata dia, pelajar di tingkat sekolah menengah pertama (SMP) harus dikuatkan pembentukan karakternya.
“Untuk jenjang SMP, kita perlu menyasar lewat karakternya, tanamkan nilai-nilai baik dalam tumbuh kembangnya,” kata Barir melalui keterangan tertulis, Minggu, 26 Mei 2024.
Barir menjelaskan pelajar SMP tidak bisa hanya diberikan pengertian dari kata korupsi. Pendidikan harus masuk ke dalam nilai integritas agar bisa diserap menjadi karakter setiap pelajar.
“Sebab pendidikan antikorupsi tidak sebatas mengajarkan pengetahuan tentang korupsi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai antikorupsi,” ujar Barir.
Penguatan karakter pelajar SMP juga harus dibarengi dengan pengenalan jenis korupsi dan dampaknya bagi negara. Pengemasan pendidikannya juga harus bisa menarik minat para pelajar.
“Gunakan media yang menyenangkan dalam pembelajaran antikorupsi untuk meningkatkan semangat dan minat siswa. Contohnya melalui permainan, simulasi, atau kegiatan kreatif lainnya. Pengenalan korupsi juga bisa melalui media film atau buku bacaan sambil mengajak siswa berdiskusi,” ucap Barir.
Barir mengamini pendidikan antikorupsi bagi pelajar tidak bisa langsung mengubah karakter dengan singkat. Tapi, jika dimasifkan bisa membangun bangsa yang bersih dari tindakan koruptif di masa depan.
“Pendidikan antikorupsi mungkin tidak langsung terlihat hasilnya, butuh keberlanjutan dan kerja sama semua pihak agar di masa depan budaya antikorupsi semakin kuat,” tutur Barir.
Jakarta:
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan
pendidikan antirasuah penting ditanamkan kepada seluruh pelajar di Indonesia. Materi setiap jenjang harus dibedakan.
Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Jaringan
Pendidikan KPK Bariroh Barir menjelaskan membedakan materi antikorupsi setiap jenjang pendidikan harus dilakukan karena ada perbedaan perkembangan kognitif pelajar. Contohnya, kata dia, pelajar di tingkat sekolah menengah pertama (SMP) harus dikuatkan pembentukan karakternya.
“Untuk jenjang SMP, kita perlu menyasar lewat karakternya, tanamkan nilai-nilai baik dalam tumbuh kembangnya,” kata Barir melalui keterangan tertulis, Minggu, 26 Mei 2024.
Barir menjelaskan pelajar SMP tidak bisa hanya diberikan pengertian dari kata korupsi. Pendidikan harus masuk ke dalam nilai integritas agar bisa diserap menjadi karakter setiap pelajar.
“Sebab pendidikan antikorupsi tidak sebatas mengajarkan pengetahuan tentang korupsi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai antikorupsi,” ujar Barir.
Penguatan karakter pelajar SMP juga harus dibarengi dengan pengenalan jenis korupsi dan dampaknya bagi negara. Pengemasan pendidikannya juga harus bisa menarik minat para pelajar.
“Gunakan media yang menyenangkan dalam pembelajaran antikorupsi untuk meningkatkan semangat dan minat siswa. Contohnya melalui permainan, simulasi, atau kegiatan kreatif lainnya. Pengenalan korupsi juga bisa melalui media film atau buku bacaan sambil mengajak siswa berdiskusi,” ucap Barir.
Barir mengamini pendidikan antikorupsi bagi pelajar tidak bisa langsung mengubah karakter dengan singkat. Tapi, jika dimasifkan bisa membangun bangsa yang bersih dari tindakan koruptif di masa depan.
“Pendidikan antikorupsi mungkin tidak langsung terlihat hasilnya, butuh keberlanjutan dan kerja sama semua pihak agar di masa depan budaya antikorupsi semakin kuat,” tutur Barir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)