Jakarta: Presiden Joko Widodo mengaku memberi perhatian serius kepada kasus penyerangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Jokowi terus menekan Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyelesaikan kasus ini.
"Saya akan terus kejar ke Kapolri agar kasus ini menjadi tuntas," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa, 20 Februari 2018.
Baca: 10 Bulan Berlalu, Penyerang Novel Baswedan Masih Misterius
Jokowi memastikan Polri serius menelusuri kasus yang terjadi pada 11 April 2017. Korps Bhayangkara, kata Jokowi, bakal terus memburu penyiram air keras ke wajah Novel.
"Siapa pun pelakunya sampai saat ini akan kita kejar terus. Sudah sampaikan, kalau Polri sudah gini, ya baru kita akan step yang lain," jelas Jokowi.
Jokowi pun bersyukur Novel segera pulang ke Tanah Air setelah 10 bulan dirawat di Singapura. Dia berharap kerabat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu bisa kembali memperkuat Lembaga Antikorupsi.
"Saya kira nanti Pak Novel bisa bekerja kembali lagi ke KPK," pungkas Jokowi.
Novel kemungkinan bakal kembali ke Indonesia dalam waktu dekat. Dia bisa pulang ke Tanah Air setelah mata kirinya dinyatakan membaik usai menjalani operasi.
"Jika hasil cek dan kontrol tekanan mata ke dokter besok hasilnya baik, maka Rabu (21 Februari) akan dilakukan pemeriksaan lanjutan dan Kamis (22 Februari) direncanakan kembali ke Jakarta," kata juru bicara KPK Febri Diansyah, Senin, 19 Februari 2018.
Baca: Novel Baswedan Pulang 22 Februari
Febri sangat berharap kepulangan Novel ke Indonesia menjadi motivasi kepolisian untuk segera menangkap pelaku penyiraman aur keras. Hingga saat ini, tim yang ditugaskan KPK terus berkoordinasi dengan polisi untuk mengungkap pelaku teror terhadap Novel.
Tak hanya itu, Lembaga Antikorupsi juga mengingatkan kepada pihak-pihak tertentu untuk berhenti menuding Novel tidak kooperatif. Apalagi, lanjut Febri, menjadikan Novel sebagai kambing hitam atas insiden nahas tersebut.
"Cukup sekali Novel menjadi korban serangan secara fisik. Jangan lagi diberikan beban untuk membuktikan dan mencari pelakunya. Akal sehat dan rasa kemanusiaan kita tidak bisa menerima jika justru korban yang disalahkan ketika pelaku belum ditemukan," tegas Febri.
Baca: Ombudsman Sebut Novel Baswedan Tidak Kooperatif Kepada Polisi
Jakarta: Presiden Joko Widodo mengaku memberi perhatian serius kepada kasus penyerangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Jokowi terus menekan Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyelesaikan kasus ini.
"Saya akan terus kejar ke Kapolri agar kasus ini menjadi tuntas," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa, 20 Februari 2018.
Baca:
10 Bulan Berlalu, Penyerang Novel Baswedan Masih Misterius
Jokowi memastikan Polri serius menelusuri kasus yang terjadi pada 11 April 2017. Korps Bhayangkara, kata Jokowi, bakal terus memburu penyiram air keras ke wajah Novel.
"Siapa pun pelakunya sampai saat ini akan kita kejar terus. Sudah sampaikan, kalau Polri sudah gini, ya baru kita akan step yang lain," jelas Jokowi.
Jokowi pun bersyukur Novel segera pulang ke Tanah Air setelah 10 bulan dirawat di Singapura. Dia berharap kerabat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu bisa kembali memperkuat Lembaga Antikorupsi.
"Saya kira nanti Pak Novel bisa bekerja kembali lagi ke KPK," pungkas Jokowi.
Novel kemungkinan bakal kembali ke Indonesia dalam waktu dekat. Dia bisa pulang ke Tanah Air setelah mata kirinya dinyatakan membaik usai menjalani operasi.
"Jika hasil cek dan kontrol tekanan mata ke dokter besok hasilnya baik, maka Rabu (21 Februari) akan dilakukan pemeriksaan lanjutan dan Kamis (22 Februari) direncanakan kembali ke Jakarta," kata juru bicara KPK Febri Diansyah, Senin, 19 Februari 2018.
Baca: N
ovel Baswedan Pulang 22 Februari
Febri sangat berharap kepulangan Novel ke Indonesia menjadi motivasi kepolisian untuk segera menangkap pelaku penyiraman aur keras. Hingga saat ini, tim yang ditugaskan KPK terus berkoordinasi dengan polisi untuk mengungkap pelaku teror terhadap Novel.
Tak hanya itu, Lembaga Antikorupsi juga mengingatkan kepada pihak-pihak tertentu untuk berhenti menuding Novel tidak kooperatif. Apalagi, lanjut Febri, menjadikan Novel sebagai kambing hitam atas insiden nahas tersebut.
"Cukup sekali Novel menjadi korban serangan secara fisik. Jangan lagi diberikan beban untuk membuktikan dan mencari pelakunya. Akal sehat dan rasa kemanusiaan kita tidak bisa menerima jika justru korban yang disalahkan ketika pelaku belum ditemukan," tegas Febri.
Baca:
Ombudsman Sebut Novel Baswedan Tidak Kooperatif Kepada Polisi Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)