ilustrasi perkelahian. Medcom.id
ilustrasi perkelahian. Medcom.id

4 Fakta Kasus Pemukulan Polwan Kalteng oleh Oknum TNI

Cindy • 07 Desember 2021 15:42
Jakarta: Seorang polisi wanita (polwan) Polda Kalimantan Tengah (Kalteng) diduga dipukul personel TNI di Kota Palangkaraya, Senin, 6 Desember 2021. Kasus pemukulan tersebut bahkan viral di jagat maya. 
 
Tagar #savepolwan ramai digaungkan di sejumlah media sosial seperti Instagram, Twitter, hingga WhatsApp. Kronologi kejadian pemukulan itu juga tersebar luas di dunia maya. Meski kasus pemukulan itu telah diselesaikan internal TNI-Polri, namun tagar #savepolwan masih terus meluas. 
 
"Kasusnya sudah selesai," kata Kabid Humas Polda Kalteng, Kombes Kismanto Eko Saputro saat dikonfirmasi, Selasa, 7 Desember 2021. 

Berikut kumpulan fakta terkait kasus pemukulan Polwan Kalteng oleh oknum TNI dirangkum tim Medcom.id:

1. Dipukul karena lerai keributan

Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Pol Eko Saputro menyebut kejadian pemukulan itu terjadi saat polwan itu sedang menjalankan patroli rutin pengawasan penerapan protokol kesehatan covid-19. Anggota Polwan itu termasuk dalam rombongan anggota Pengurai Massa (Raimas). 
 
Saat itu, Raimas melihat keributan di depan sebuah kafe di Jalan Tjilik Riwut Kilometer 02. Keributan ini diduga melibatkan anggota TNI Batalyon Raider 631 Antang. Rombongan Raimas mencoba melerai keributan tersebut. Anggota Polwan yang ikut melerai keributan diduga dipukul oleh anggota TNI tersebut. 
 
"Kemudian ada keributan dan dilerai, tapi dipukul," ucap Eko.
 
Baca: Lerai Keributan, Polwan di Kalteng Diduga Dipukul Prajurit TNI

2. Sempat lapor Provos TNI

Berdasarkan unggahan yang viral di media sosial, tim Raimas menarik mundur pasukan usai mendapat perlawanan dari keributan itu. Tim bergegas melaporkan kejadian itu ke Provos Batalyon Rider 631 Antang, namun tidak mendapat respon baik. 
 
Ketika, sejumlah personel TNI kembali ke Batalyon Rider 631 Antang, salah seorang anggota Raimas merekam kedatangan mereka. Dalam unggahan viral disebutkan anggota Raimas diancam jika tidak menghapus rekaman tersebut. 
 
Personel Raimas kemudian kembali ke Polda Kalteng dan melapor ke pimpinan. Komandan Korem 102 Panju Panjung Brigjen TNI Yudianto Putrajaya menyebut narasi yang viral di media sosial itu dilebih-lebihkan. Narasi tidak sesuai fakta di lapangan. 
 
"Cerita sebenarnya itu kan sudah terjadi, yang beredar itu dilebih-lebihkan. Sebenarnya tidak seperti itu. Itu kan kesalahpahaman. Intinya sudah diselesaikan, saya dan Kapolda sudah menyelesaikan. Sudah damai," jelas Yudianto. 

3. Dipukul di bagian kepala dan tangan kiri

Anggota polwan Polda Kalteng yang mencoba melerai keributan itu dilaporkan mendapat pukulan di kepala bagian belakang dan tangan kiri. Kepolisian memastikan kondisi korban pasca kejadian sudah membaik. 
 
"Bripka T sehat. Enggak apa-apa, memar di tangan dan kepala. Dalam kondisi sehat dan sudah berdinas kembali," ucap Eko. 

4. Anggota TNI Diduga pukul Polwan bakal diproses

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memastikan akan memproses hukum prajurit TNI yang diduga memukul polwan Polda Kalteng. Proses hukum akan segera dilakukan agar kejadian itu tak terulang kembali. 
 
Komandan Korem 102 Panju Panjung Brigjen TNI Yudianto Putrajaya menyebut proses hukum menunggu hasil penyelidikan Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI.  
 
"Penyelidikan melalui Polisi Militer. Sehingga ada efek jera bagi anggota lain. Tetap saja sebagai Danrem menyatakan benar yang benar, salah yang salah," tegas dia. 
 
Baca: Viral Polri vs TNI Lagi, Polwan di Kalteng Diduga Dipukul saat Bertugas
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CIN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan