Jakarta: Pakar psikolog forensik, Reza Indragiri, menduga ada narasi lain di balik eksistensi kerangkeng manusia di rumah Bupati (non-aktif) Langkat. Menurutnya, motif eksploitasi atau perdagangan orang bukan satu-satunya hal yang harus diperiksa kepolisian.
“Ada narasi kedua, yaitu kemungkinan ini adalah bentuk inisiatif masyarakat yang mencoba memberikan pengobatan alternatif bagi sesama anggota masyarakat yang menyalahgunakan narkoba,” tutur Reza dalam tayangan Primetime News di Metro TV, Selasa, 25 Januari 2022.
Masyarakat sekitar, lanjut Reza, menilai tindakan menyalahgunakan narkoba sebagai masalah psikis. Paradigma kejiwaan di Indonesia seringkali dianggap sebagai aib yang harus ditutupi.
Akibatnya, kalangan awam menggunakan cara-cara yang menurut mereka ampuh untuk mengatasi aib tersebut. "Dinas sosial dan dinas kesehatan (khususnya) harus meningkatkan pemahaman masyarakat yang notabenenya awam, namun punya keterpanggilan hati untuk mengulurkan bantuan,” kata Reza.
Baca: 30 Orang yang Dikerangkeng di Rumah Bupati Langkat Dipulangkan
Terkait dugaan perbudakan, Reza menilai hal tersebut bisa saja terkait dengan narasi pengobatan alternatif tersebut. Sebab, bekerja bisa menjadi salah satu bentuk terapi.
“Dalam konteks pengobatan, bahkan layanan profesional sekalipun, tidak selalu membayar pasiennya dengan uang,” kata dia.
Bayaran tersebut selalu berupa uang. Misal, pujian bisa memberikan efek terapi pengobatan bagi orang-orang yang mengidap masalah kejiwaan dan kecanduan narkoba. (Nurisma Rahmatika)
Jakarta: Pakar psikolog forensik, Reza Indragiri, menduga ada narasi lain di balik eksistensi kerangkeng manusia di rumah Bupati (non-aktif) Langkat. Menurutnya, motif eksploitasi atau perdagangan orang bukan satu-satunya hal yang harus diperiksa kepolisian.
“Ada narasi kedua, yaitu kemungkinan ini adalah bentuk inisiatif masyarakat yang mencoba memberikan pengobatan alternatif bagi sesama anggota masyarakat yang menyalahgunakan narkoba,” tutur Reza dalam tayangan
Primetime News di
Metro TV, Selasa, 25 Januari 2022.
Masyarakat sekitar, lanjut Reza, menilai tindakan menyalahgunakan narkoba sebagai masalah psikis. Paradigma kejiwaan di Indonesia seringkali dianggap sebagai aib yang harus ditutupi.
Akibatnya, kalangan awam menggunakan cara-cara yang menurut mereka ampuh untuk mengatasi aib tersebut. "Dinas sosial dan dinas kesehatan (khususnya) harus meningkatkan pemahaman masyarakat yang notabenenya awam, namun punya keterpanggilan hati untuk mengulurkan bantuan,” kata Reza.
Baca:
30 Orang yang Dikerangkeng di Rumah Bupati Langkat Dipulangkan
Terkait dugaan perbudakan, Reza menilai hal tersebut bisa saja terkait dengan narasi pengobatan alternatif tersebut. Sebab, bekerja bisa menjadi salah satu bentuk terapi.
“Dalam konteks pengobatan, bahkan layanan profesional sekalipun, tidak selalu membayar pasiennya dengan uang,” kata dia.
Bayaran tersebut selalu berupa uang. Misal, pujian bisa memberikan efek terapi pengobatan bagi orang-orang yang mengidap masalah kejiwaan dan kecanduan narkoba.
(Nurisma Rahmatika) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SUR)