Jakarta: Teka-teki di mana keberadaan Ketua DPR RI Setya Novanto masih misterius. Tak terkecuali bagi Fredrich Yunadi, kuasa hukum tersangka korupsi KTP Elektronik (KTP-el) itu.
Meski begitu, Fredrich yakin kliennya tak melarikan diri. "Beliau (pergi) begitu mendadak pasti ada sesuatu yang sangat urgent. Saya tidak tau posisi beliau (Novanto), yang jelas beliau sangat urgent karena tugas negara," kata dia saat berkunjung ke kediaman Novanto, di Jalan Wijaya XIII Jakarta Selatan, Kamis 16 November 2017.
Fredrich terakhir bertemu Novanto saat berada di DPR, kemarin siang. Hingga kini ia mengaku belum bisa berkomunikasi lagi dengan Ketua Umum Partai Golkar itu. Meskipun begitu, dia mengatakan telah berusaha menghubungi Novanto.
"Saya belum bisa contact sejak beliau pisah dengan saya di gedung DPR pukul 18.30 WIB kemarin. Sampai hari ini saya berusaha berkomunikasi, tapi belum bisa. Saya tanya ke ibu (Deisi), juga belum ada telepon," kata Fredrich.
Menurutnya, Novanto sempat pulang ke rumah untuk berganti pakaian. Tak lama, Novanto kembali pergi setelah mendapat panggilan dari seorang tamu. Fredrich mengetahui informasi itu dari ajudan Novanto. Ia tak tahu siapa tamu yang menelepon.
Novanto melalui ajudannya juga berpesan kepada Fredrich untuk menunggu. “Katanya jangan pulang dulu,” ucap Fredrich.
Baca: KPK Yakin Novanto Masih di Indonesia
Lama menunggu, Fredrich malah dikagetkan dengan kedatangan enam penyidik KPK yang hendak menjemput paksa kliennya. Kedatangan penyidik disertai beberapa personel Brimob.
Penjemputan paksa itu beralih menjadi penggeledahan karena Novanto tak ada di tempat. Penyidik menggeledah rumah Novanto hingga pukul 03.00 WIB. Sejumlah barang bukti dibawa dari sana. Penyidik keluar membawa tiga tas jinjing, satu koper, dan satu set alat elektronik.
Saat ini KPK telah mempertimbangkan nama Novanto dimasukkan ke dalam daftar pencarian orang (DPO).
Jakarta: Teka-teki di mana keberadaan Ketua DPR RI Setya Novanto masih misterius. Tak terkecuali bagi Fredrich Yunadi, kuasa hukum tersangka korupsi KTP Elektronik (KTP-el) itu.
Meski begitu, Fredrich yakin kliennya tak melarikan diri. "Beliau (pergi) begitu mendadak pasti ada sesuatu yang sangat
urgent. Saya tidak tau posisi beliau (Novanto), yang jelas beliau sangat
urgent karena tugas negara," kata dia saat berkunjung ke kediaman Novanto, di Jalan Wijaya XIII Jakarta Selatan, Kamis 16 November 2017.
Fredrich terakhir bertemu Novanto saat berada di DPR, kemarin siang. Hingga kini ia mengaku belum bisa berkomunikasi lagi dengan Ketua Umum Partai Golkar itu. Meskipun begitu, dia mengatakan telah berusaha menghubungi Novanto.
"Saya belum bisa
contact sejak beliau pisah dengan saya di gedung DPR pukul 18.30 WIB kemarin. Sampai hari ini saya berusaha berkomunikasi, tapi belum bisa. Saya tanya ke ibu (Deisi), juga belum ada telepon," kata Fredrich.
Menurutnya, Novanto sempat pulang ke rumah untuk berganti pakaian. Tak lama, Novanto kembali pergi setelah mendapat panggilan dari seorang tamu. Fredrich mengetahui informasi itu dari ajudan Novanto. Ia tak tahu siapa tamu yang menelepon.
Novanto melalui ajudannya juga berpesan kepada Fredrich untuk menunggu. “Katanya jangan pulang dulu,” ucap Fredrich.
Baca: KPK Yakin Novanto Masih di Indonesia
Lama menunggu, Fredrich malah dikagetkan dengan kedatangan enam penyidik KPK yang hendak menjemput paksa kliennya. Kedatangan penyidik disertai beberapa personel Brimob.
Penjemputan paksa itu beralih menjadi penggeledahan karena Novanto tak ada di tempat. Penyidik menggeledah rumah Novanto hingga pukul 03.00 WIB. Sejumlah barang bukti dibawa dari sana. Penyidik keluar membawa tiga tas jinjing, satu koper, dan satu set alat elektronik.
Saat ini KPK telah mempertimbangkan nama Novanto dimasukkan ke dalam daftar pencarian orang (DPO).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)