Jakarta: Pemerintah Indonesia dinilai abai terhadap kasus kematian aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib. Selama 16 tahun kematian Munir menyisakan tanda tanya.
"Negara dalam 16 tahun ini gagal mengungkap siapa dalang pembunuhan Munir dan apa motifnya, itu impunitas," ujar peneliti Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM), Zaenur Rohman kepada Medcom.id, Senin, 7 September 2020.
Zaenur menyebut ada tembok besar yang menghalangi pengungkapan kasus Munir. Janji beberapa presiden dinilai sekadar janji.
Baca: 16 Tahun Gugurnya Munir: Sejarah Kelam Tetap Belum Tersingkap
"Ini menunjukan betapa besarnya sesuatu yang dihadapi oleh penegakan hukum kasus pembunuhan Munir," kata dia.
Zaenur menaruh harapan besar penuntasan kasus kematian Munir di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Terlebih Presiden Jokowi telah berjanji menuntaskan masalah hak asasi manusia (HAM) sejak periode pertama.
"Harapan itu bukan harapan kosong. Itu suara tuntutan hadirnya keadilan yang tegak di Indonesia," kata dia.
Jakarta: Pemerintah Indonesia dinilai abai terhadap
kasus kematian aktivis Hak Asasi Manusia (HAM)
Munir Said Thalib. Selama 16 tahun kematian Munir menyisakan tanda tanya.
"Negara dalam 16 tahun ini gagal mengungkap siapa dalang pembunuhan Munir dan apa motifnya, itu impunitas," ujar peneliti Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM), Zaenur Rohman kepada
Medcom.id, Senin, 7 September 2020.
Zaenur menyebut ada tembok besar yang menghalangi pengungkapan kasus Munir. Janji beberapa presiden dinilai sekadar janji.
Baca: 16 Tahun Gugurnya Munir: Sejarah Kelam Tetap Belum Tersingkap
"Ini menunjukan betapa besarnya sesuatu yang dihadapi oleh penegakan hukum kasus pembunuhan Munir," kata dia.
Zaenur menaruh harapan besar penuntasan kasus kematian Munir di masa kepemimpinan
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Terlebih Presiden Jokowi telah berjanji menuntaskan masalah hak asasi manusia (HAM) sejak periode pertama.
"Harapan itu bukan harapan kosong. Itu suara tuntutan hadirnya keadilan yang tegak di Indonesia," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)