Ahmad Syahrul Ramadhan, sopir ambulans yang menjadi saksi sidang kasus Brigadir J. Foto: Dok Metro TV.
Ahmad Syahrul Ramadhan, sopir ambulans yang menjadi saksi sidang kasus Brigadir J. Foto: Dok Metro TV.

Kesaksian Sopir Ambulans: Nadi Brigadir J Dicek Berkali-kali

Candra Yuri Nuralam • 07 November 2022 11:53
Jakarta: Sopir ambulans Ahmad Syahrul Ramadhan menjadi saksi dalam kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J). Dia menceritakan nasi Brigadir J sempat dicek berkali-kali oleh beberapa orang di lokasi usai dieksekusi.
 
Kejadian itu bermula ketika Syahrul dipanggil ke rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo. Saat masuk ke rumahnya, dia langsung mengecek tubuh Brigadir J.
 
"Cek nadi yang mulia," kata Syahrul di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin, 7 November 2022.

Tubuh Brigadir J saat itu terlentang memakai baju putih dan masker. Bajunya pun, kata Syahrul, tidak terbuka sama sekali.
 
Syahrul menjelaskan dia mengecek nadi di tangan kiri Brigadir J menggunakan sarung tangan karet. Menurutnya, denyutan nadi sudah tidak ada saat itu.
 
"Lalu saya pastikan tidak ada nadinya," ujar Syahrul.
 
Syahrul menyebut bajunya sempat kena darah Brigadir J. Hasil pengecekan nadi itu diberitahukan Syahrul ke orang-orang yang ada di lokasi.
 

Baca: Bharada E Berharap Saksi Bisa Meluruskan Tudingan Miring


Syahrul tidak memerinci identitas orang-orang yang ada saat itu. Orang-orang itu disebut sempat bertanya kepadanya untuk memastikan Brigadir J sudah meninggal atau belum.
 
"Saya bilang ke bapak-bapak lokasi 'izin Pak sudah tidak ada', (dijawab) 'pasti Mas?' (dijawab Syahrul) 'pasti Pak'," terang Syahrul.
 
Orang-orang di sana disebut sempat tidak percaya. Lalu, kata Syahrul, mereka mengecek sendiri nadi Brigadir J.
 
"Lalu dicek kembali bapak-bapak di lokasi," ucap Syahrul.
 
Setelah itu, orang-orang di sana meminta Syahrul untuk mengevakuasi jenazah Brigadir J. Syahrul membawa tubuh Brigadir J menggunakan kantong jenazah yang ada di mobilnya.
 
"Saya ambil tapi saya diikuti sama anggota (polisi) tapi saya tidak tahu namanya, lalu diambil kantong jenazah di dalam mobil," kata Syahrul.
 
Sejumlah orang membantu pengangkatan jenazah Brigadir J. Syahrul menyebut ada darah segar mengalir saat jenazah itu diangkat.
 
"Saya tidak tahu darah itu dari badannya atau dari kepala. Itu yang genangan di lantai yang mulia, karena saya tidak ada di TKP, saya hanya melihat jenazah ditutup masker saya tidak melihat," ujar Syahrul.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan