Indra Kenz menggunakan pakaian tahanan. Medcom.id/Siti Yona Hukmana
Indra Kenz menggunakan pakaian tahanan. Medcom.id/Siti Yona Hukmana

Polisi Diminta Segera Ungkap Aktor Pemodal Binomo

Whisnu Mardiansyah • 09 April 2022 22:37
Jakarta: Penipuan berkedok aplikasi robot trading Binomo belum mengungkap aktor intelektual di balik aplikasi ilegal tersebut. Polisi dituntut segera mengungkap pemodal aplikasi yang telah merugikan masyarakat miliaran rupiah tersebut. 
 
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Aliansi Mahasiswa Muslim Maluku Indonesia (Almulk) Fauzan Ohorella prihatin dengan para korban dari aplikasi ini. Kasus ini dituntut tidak hanya berhenti pada penetapan tersangka afiliatornya saja seperti Indra Kesuma atau Indra Kenz. 
 
"Kasus penipuan berkedok menggunakan trading ilegal ini adalah yang terbesar yang pernah ada di Indonesia, sehingga Polri harus mampu mengungkap siapa aktor yang menjadi pemodal dibalik robot trading ilegal ini." tutur Fauzan di Mabes Polri, Sabtu, 9 April 2022. 

Ia memperkirakan kerugian ratusan korban yang telah tertipu oleh para affiliator aplikasi trading ilegal ini mencapai triliunan rupiah. Sebab, katanya aset dari satu afiliator saja yang telah disita Bareskrim mencapai puluhan miliar. 
 
"Bayangkan saja, satu orang affiliator saja punyai aset capai puluhan miliar rupiah dari hasil penipuan bermodus trading ilegal ini. Bagaimana dengan aset-aset affiliator lainnya yang belum di beritahukan kepada publik oleh penyidik Bareskrim Polri." kata Fauzan. 
 
Baca: Berkas Perkara Indra Kenz Dilimpahkan ke Kejaksaan
 
Sejauh ini, Bareskrim Mabes Polri baru menetapkan 4 tersangka dalam kasus ini sejak Februari 2022. Keempat tersangka tersebut yakni, Indra Kesuma, Fakar Suhartami Pratama, Brian Edgar Nababan, dan Wiky Mandara Nurhalim seorang admin dari Indra Kenz. 
 
Fauzan menambahkan lagi, transparansi dalam penyidikan kasus robot trading ilegal Binomo dan Binary Option ini harus menjadi keutamaan. Menurutnya, transparansi Polri merupakan prinsip dasar dalam konsep Presisi Kapolri hari ini. 
 
"Presisi itukan singkatan dari Prediktif, Responbilitas, Transparansi dan Berkeadilan. Artinya, prinsip dasar ini harus jadi keutamaan oleh Penyidik Bareskrim yang tengah tangani kasus robot trading ilegal ini. Sehingga, bisa terungkap para jaringan mentor, affiliator hingga siapa oknum pemodal dibalik robot trading ilegal ini." tambah Fauzan. 
 
Fauzan berpesan agar masyarakat tidak tergiur dengan robot trading yang jelas-jelas hal tersebut adalah penipuan yang menggunakan kecanggihan teknologi saat ini. 
 
"Kita akan terus konsisten dalam mengawal kasus ini, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang jadi korban akibat ulah para penjahat digital itu. Dan tentunya, aksi damai ini juga sebagai bentuk dukungan terhadap Institusi Polri agar fokus dalam permasalahan tersebut." tutup Fauzan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan