Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membantah adanya kubu-kubuan antarpenyidik. Lembaga Antirasuah memastikan tidak ada istilah 'Polisi Taliban vs Polisi India' di internal.
"Tidak jelas apa yang dimaksud polisi Taliban dan polisi India," kata Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo Harahap kepada Medcom.id, Jakarta, Sabtu, 13 Juli 2019.
Yudi meluruskan maksud tudingan dari pihak-pihak yang tak bertanggung jawab terkait isu tersebut. Menurut dia, perbedaan pendapat antara pegawai di suatu lembaga merupakan hal yang wajar.
Bahkan dinilai Yudi, silang pandangan setiap pegawai internal, termasuk penyidik justru membuat KPK menjadi lebih sehat. Setiap pegawai memiliki tugas untuk saling mengawasi.
"Perbedaan pendapat di antara pegawai, saya pikir itu merupakan hal wajar dan justru sehat bagi organisasi KPK karena memang tugas sesama pegawai KPK adalah saling mengawasi jika kawannya melakukan pelanggaran etik dan melaporkan kepada pengawas internal," tegas dia.
Baca juga: TGPF Temukan Bukti Menarik dalam Kasus Novel
Yudi menyesalkan adanya isu liar tentang kubu-kubuan penyidik. Sebab, di dalam aturan KPK jelas disebutkan jika penyidik terdiri dari unsur polisi, internal dan instansi lainnya.
"Saya pikir tidak ada yang perlu dipermasalahkan karena setiap satgas penyidikan kan ada unsur penyidik internal dan penyidik dari instansi lainnya yang saling bekerjasama memberantas korupsi," pungkasnya.
Isu 'Polisi Taliban vs Polisi India' pertama kali diutarakan Ketua Presidium Indonesa Police watch (IPW) Neta S Pane. Hal ini bermuara pada seteru di internal KPK soal pimpinan yang mesti menjaga soliditas lembaga antirasuah.
"Katanya ada polisi India dan ada polisi Taliban. Ini kan berbahaya. Taliban siapa? Kubu Novel (penyidik senior KPK, Novel Baswedan). Polisi India siapa? Kubu non-Novel. Perlu ada ketegasan komisioner untuk menata dan menjaga soliditas institusi ini," kata Neta, di Jakarta Pusat, Minggu, 5 Mei 2019.
Baca juga: Eks Kapolda Metro Pernah Diperiksa Terkait Kasus Novel
Neta menyayangkan konflik terjadi di internal KPK. Ia menilai konflik tersebut terjadi karena ketidaktegasan para pimpinan KPK.
"Sejauh ini para komisioner tidak tegas dan cenderung berpihak. Novel kan baru, harusnya mereka bersinergi menjaga soliditas. Jangan karena perkara Novel tidak terungkap, lalu menjadi alasan mereka sangsi terhadap institusi Polri. Novel sendiri kan anggota Polri dulunya," papar Neta.
Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membantah adanya kubu-kubuan antarpenyidik. Lembaga Antirasuah memastikan tidak ada istilah 'Polisi Taliban vs Polisi India' di internal.
"Tidak jelas apa yang dimaksud polisi Taliban dan polisi India," kata Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo Harahap kepada Medcom.id, Jakarta, Sabtu, 13 Juli 2019.
Yudi meluruskan maksud tudingan dari pihak-pihak yang tak bertanggung jawab terkait isu tersebut. Menurut dia, perbedaan pendapat antara pegawai di suatu lembaga merupakan hal yang wajar.
Bahkan dinilai Yudi, silang pandangan setiap pegawai internal, termasuk penyidik justru membuat KPK menjadi lebih sehat. Setiap pegawai memiliki tugas untuk saling mengawasi.
"Perbedaan pendapat di antara pegawai, saya pikir itu merupakan hal wajar dan justru sehat bagi organisasi KPK karena memang tugas sesama pegawai KPK adalah saling mengawasi jika kawannya melakukan pelanggaran etik dan melaporkan kepada pengawas internal," tegas dia.
Baca juga:
TGPF Temukan Bukti Menarik dalam Kasus Novel
Yudi menyesalkan adanya isu liar tentang kubu-kubuan penyidik. Sebab, di dalam aturan KPK jelas disebutkan jika penyidik terdiri dari unsur polisi, internal dan instansi lainnya.
"Saya pikir tidak ada yang perlu dipermasalahkan karena setiap satgas penyidikan kan ada unsur penyidik internal dan penyidik dari instansi lainnya yang saling bekerjasama memberantas korupsi," pungkasnya.
Isu 'Polisi Taliban vs Polisi India' pertama kali diutarakan Ketua Presidium Indonesa Police watch (IPW) Neta S Pane. Hal ini bermuara pada seteru di internal KPK soal pimpinan yang mesti menjaga soliditas lembaga antirasuah.
"Katanya ada polisi India dan ada polisi Taliban. Ini kan berbahaya. Taliban siapa? Kubu Novel (penyidik senior KPK, Novel Baswedan). Polisi India siapa? Kubu non-Novel. Perlu ada ketegasan komisioner untuk menata dan menjaga soliditas institusi ini," kata Neta, di Jakarta Pusat, Minggu, 5 Mei 2019.
Baca juga:
Eks Kapolda Metro Pernah Diperiksa Terkait Kasus Novel
Neta menyayangkan konflik terjadi di internal KPK. Ia menilai konflik tersebut terjadi karena ketidaktegasan para pimpinan KPK.
"Sejauh ini para komisioner tidak tegas dan cenderung berpihak. Novel kan baru, harusnya mereka bersinergi menjaga soliditas. Jangan karena perkara Novel tidak terungkap, lalu menjadi alasan mereka sangsi terhadap institusi Polri. Novel sendiri kan anggota Polri dulunya," papar Neta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)