Jakarta: Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) mengungkap dugaan keterlibatan aparat dalam kasus penembakan Pendeta Yeremia Zanambani di Intan Jaya, Papua. TGPF diminta segera melaporkan informasi lanjutan karena investigasi itu dinilai belum utuh.
"Saya menuntut agar tim dan juga pemerintah mengejar siapa aparat yang terlibat dalam kasus tersebut, dari kesatuan mana dia," kata Direktur Imparsial Al Araf dalam konferensi pers daring, Kamis, 22 Oktober 2020.
Al Araf juga meminta TGPF segera melaporkan proses dugaan keterlibatan aparat tersebut. Apakah penembakan dilakukan secara terencana dan sistematis, atau sebuah kesalahan prosedural.
"Kenapa ini menjadi penting? Untuk melihat motif tersebut karena dalam beberapa kasus, seperti peristiwa konflik di Aceh kekerasan kepada tokoh masyarakat seringkali menjadi bagian dari strategi koersi aparat untuk menciptakan ketakutan kepada masyarakat," ungkap Al Araf.
Dia menilai ruang mekanisme peradilan hak asasi manusia (HAM) sesuai Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 perlu dibuka. Terutama jika perbuatan aparat itu terencana dan sistematis. Dia menuntut TGPF jelas memaparkan hasil investigasi.
"Ini perlu jelas diungkapkan oleh tim pada tahap berikutnya," tutur Al Araf.
Baca: Mahfud MD: Aparat Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Pendeta di Intan Jaya
Aparat keamanan diduga terlibat kasus penembakan Pendeta Yeremia. Hal ini disampaikan ke publik oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
"Informasi dan fakta yang dikumpulkan di lapangan menunjukkan dugaan keterlibatan aparat. Walaupun ada juga kemungkinan dilakukan pihak ketiga,” kata Mahfud di kantornya, Jakarta, Rabu, 21 Oktober 2020.
Mahfud meminta kepolisian dan kejaksaan menyelesaikan kasus ini tanpa pandang bulu. Mereka yang terlibat harus diproses hukum.
"Pemerintah meminta Kompolnas untuk mengawal kasus. Laporan TGPF ini bisa menjadi bahan dalam rangka pro justicia," ujar dia.
Jakarta: Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) mengungkap dugaan keterlibatan aparat dalam
kasus penembakan Pendeta Yeremia Zanambani di Intan Jaya, Papua. TGPF diminta segera melaporkan informasi lanjutan karena investigasi itu dinilai belum utuh.
"Saya menuntut agar tim dan juga pemerintah mengejar siapa aparat yang terlibat dalam kasus tersebut, dari kesatuan mana dia," kata Direktur Imparsial Al Araf dalam konferensi pers daring, Kamis, 22 Oktober 2020.
Al Araf juga meminta TGPF segera melaporkan proses dugaan keterlibatan aparat tersebut. Apakah penembakan dilakukan secara terencana dan sistematis, atau sebuah kesalahan prosedural.
"Kenapa ini menjadi penting? Untuk melihat motif tersebut karena dalam beberapa kasus, seperti peristiwa konflik di Aceh kekerasan kepada tokoh masyarakat seringkali menjadi bagian dari strategi koersi aparat untuk menciptakan ketakutan kepada masyarakat," ungkap Al Araf.
Dia menilai ruang mekanisme peradilan hak asasi manusia (HAM) sesuai Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 perlu dibuka. Terutama jika perbuatan aparat itu terencana dan sistematis. Dia menuntut TGPF jelas memaparkan hasil
investigasi.
"Ini perlu jelas diungkapkan oleh tim pada tahap berikutnya," tutur Al Araf.
Baca:
Mahfud MD: Aparat Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Pendeta di Intan Jaya
Aparat keamanan diduga terlibat kasus penembakan Pendeta Yeremia. Hal ini disampaikan ke publik oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
"Informasi dan fakta yang dikumpulkan di lapangan menunjukkan dugaan keterlibatan aparat. Walaupun ada juga kemungkinan dilakukan pihak ketiga,” kata Mahfud di kantornya, Jakarta, Rabu, 21 Oktober 2020.
Mahfud meminta kepolisian dan kejaksaan menyelesaikan kasus ini tanpa pandang bulu. Mereka yang terlibat harus diproses hukum.
"Pemerintah meminta Kompolnas untuk mengawal kasus. Laporan TGPF ini bisa menjadi bahan dalam rangka
pro justicia," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)