Wakil Ketua KPK Alexander Marwata (tengah) dalam konferensi pers penetapan tiga tersangka baru perkara dugaan tindak pidana korupsi dalam kegiatan penjualan dan pemasaran di PT Dirgantara Indonesia (DI) tahun 2007-2017. Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata (tengah) dalam konferensi pers penetapan tiga tersangka baru perkara dugaan tindak pidana korupsi dalam kegiatan penjualan dan pemasaran di PT Dirgantara Indonesia (DI) tahun 2007-2017. Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez

Peran 3 Tersangka Baru Kasus Korupsi di PT Dirgantara Indonesia

Fachri Audhia Hafiez • 03 November 2020 17:54
Jakarta: Sebanyak tiga tersangka baru kasus dugaan korupsi kegiatan penjualan dan pemasaran di PT Dirgantara Indonesia (DI) Tahun 2007-2017. Mereka adalah Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan PT DI 2007-2014 Arie Wibowo (AW), Direktur Utama PT Abadi Sentosa Perkasa, Didi Laksamana (DL), dan Direktur Utama PT Selaras Bangun Usaha Ferry Santosa Subrata (FSS).
 
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap peran masing-masing tersangka. "Ketiga tersangka ini diduga turut menerima aliran sejumlah dana dari hasil pencairan pembayaran pekerjaan mitra penjualan fiktif," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan Selasa, 3 November 2020.
 
Baca: KPK Tetapkan 3 Tersangka Baru Kasus Korupsi PT Dirgantara Indonesia

Kasus ini bermula pada akhir 2007 saat rapat dewan direksi PT DI membahas dan menyetujui penggunaan mitra penjualan. Persetujuan itu untuk menggunakan skema mitra penjualan guna memperoleh dana khusus untuk diberikan kepada customer/end user.
 
Pada 2008, Arie Wibowo menggelar rapat kebutuhan dana PT DI untuk mendapatkan pekerjaan di kementerian lainnya. Termasuk biaya entertainment dan uang rapat-rapat yang nilainya tidak dapat dipertanggungjawabkan melalui bagian keuangan.
 
Rapat dihadiri sejumlah pihak. Antara lain Direktur Utama PT DI Budi Santoso, Asisten Direktur Utama Bidang Bisnis Pemerintah Irzal Rinaldi Zailani, Direktur Aircraft Integration, Budi Wuraskito, dan Direktur Aerostructure PT DI Budiman Saleh.
 
Selanjutnya PT DI melakukan kerja sama dengan tersangka Didi Laksamana dan Ferry Santosa Subrata serta pihak di lima perusahaan untuk menjadi mitra penjualan. Kelima perusahaan itu PT Bumiloka Tegar Perkasa (BTP), PT Angkasa Mitra Karya (AMK), PT Abadi Sentosa Perkasa (ASP), PT Penta Mitra Abadi (PMA), dan PT Niaga Putra Bangsa (NPB).
 
Kemudian dilakukan penandatanganan sebanyak 52 kontrak fiktif mitra selama periode 2008-2016. Kontrak hanya sebagai dasar pengeluaran dana dari PT DI dalam rangka pengumpulan dana untuk diberikan kepada customer/end user.
 
Pembayaran dari PT DI kepada perusahaan mitra penjualan dilakukan dengan cara transfer langsung ke rekening perusahaan mitra penjualan. Selanjutnya uang tersebut dikembalikan secara transfer atau tunai atau cek ke pihak PT DI.
 
Dana yang dihimpun oleh para pihak di PT DI melalui pekerjaan mitra penjualan fiktif dialirkan kepada pejabat PT DI. Bahkan pembayaran dilakukan sebagai komitmen manajemen kepada pihak pemilik pekerjaan dan pihak-pihak lainnya serta pengeluaran lainnya.
 
Ketiga tersangka diduga turut menerima aliran sejumlah dana dari hasil pencairan pembayaran pekerjaan mitra penjualan fiktif di PT DI. Arie diduga menerima Rp9,1 miliar, Didi Rp10,8 miliar, dan Ferry Rp1,9 miliar.
 
Perbuatan tersebut membuat negara merugi Rp202.196.497.761,42 dan US$8.650.945,27. Total kerugian negara diperkirakan mencapai Rp315 miliar (dengan asumsi kurs 1 US$ adalah Rp14.600).
 
Dalam perkara ini KPK telah memeriksa 108 saksi. Kemudian telah melakukan penyitaan uang serta properti dengan nilai Rp40 miliar.
 
Sementara itu, dua tersangka lainnya Budi Santoso dan Irzal Rinaldi Zailani tengah menjalani proses persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Bandung, Jawa Barat. Sedangkan Budiman Saleh saat ini tengah diproses penyidikan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan