Jakarta: Muhammad Rizieq Shihab membeberkan alasannya pergi ke Arab Saudi. Keputusan itu diambil karena momen kekalahan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
"Saya dan keluarga memilih jalan untuk sementara waktu hijrah ke Kota Suci Makkah. Demi menghindarkan konflik horizontal yang bisa mengantarkan kepada kerusuhan dan pertumpahan darah," kata Rizieq saat membacakan nota pembelaan atau pleidoi di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis, 20 Mei 2021.
Menurut Rizieq, ada potensi konflik horizontal karena pendukung Ahok tak menerima kekalahan. Kondisi politik antara pihak pro dan kontra hasil Pilkada Jakarta dinilai memanas kala itu.
Baca: Rizieq Menangis karena Merasa Diasingkan
"Masyarakat di akar rumput juga semakin terbelah. Sehingga, di mana-mana rawan bentrok antarpendukung," ucap Rizieq.
Pada pleidoi setebal 59 halaman itu, Rizieq juga mengeklaim mendapat teror ketika di Arab Saudi. Dia menyebut kepergiannya menimbulkan sabotase pada acara reuni 212.
"Setelah saya hijrah, justru kawan-kawan saya di Indonesia terus diteror, dan diintimidasi, hingga dikriminalisasi," klaim pentolan organisasi terlarang Front Pembela Islam (FPI) itu.
Rizieq dijerat perkara pelanggaran protokol kesehatan yang menimbulkan kerumunan massa di Petamburan dan Megamendung. Dalam perkara ini Rizieq dan lima mantan petinggi FPI turut menjadi terdakwa. Kelima mantan petinggi FPI ialah Haris Ubaidillah, Ahmad Sabri Lubis, Ali Alwi Alatas, Idrus Al-Habsyi, dan Maman Suryadi.
Jakarta: Muhammad Rizieq Shihab membeberkan alasannya pergi ke Arab Saudi. Keputusan itu diambil karena momen kekalahan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
"Saya dan keluarga memilih jalan untuk sementara waktu hijrah ke Kota Suci Makkah. Demi menghindarkan konflik horizontal yang bisa mengantarkan kepada kerusuhan dan pertumpahan darah," kata
Rizieq saat membacakan nota pembelaan atau pleidoi di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis, 20 Mei 2021.
Menurut Rizieq, ada potensi konflik horizontal karena pendukung Ahok tak menerima kekalahan. Kondisi politik antara pihak pro dan kontra hasil Pilkada Jakarta dinilai memanas kala itu.
Baca:
Rizieq Menangis karena Merasa Diasingkan
"Masyarakat di akar rumput juga semakin terbelah. Sehingga, di mana-mana rawan bentrok antarpendukung," ucap Rizieq.
Pada pleidoi setebal 59 halaman itu,
Rizieq juga mengeklaim mendapat teror ketika di Arab Saudi. Dia menyebut kepergiannya menimbulkan sabotase pada acara reuni 212.
"Setelah saya hijrah, justru kawan-kawan saya di Indonesia terus diteror, dan diintimidasi, hingga dikriminalisasi," klaim pentolan organisasi terlarang Front Pembela Islam (FPI) itu.
Rizieq dijerat perkara
pelanggaran protokol kesehatan yang menimbulkan kerumunan massa di Petamburan dan Megamendung. Dalam perkara ini Rizieq dan lima mantan petinggi FPI turut menjadi terdakwa. Kelima mantan petinggi FPI ialah Haris Ubaidillah, Ahmad Sabri Lubis, Ali Alwi Alatas, Idrus Al-Habsyi, dan Maman Suryadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)