Jakarta: Terdakwa Muhammad Rizieq Shihab diklaim tidak pernah merasa sebagai imam besar. Julukan itu disebut hanya pemberian dari simpatisan Rizieq.
"Secara garis besar intinya tidak pernah merasa dirinya (Rizieq) benar 100 persen, orang suci, orang baik, dan juga merasa dirinya orang besar," kata kuasa hukum Rizieq, Aziz Yanuar, dalam diskusi Chrosscheck by Medcom.id dengan tema 'Rizieq Menyerang Ke Mana-Mana, Demi Apa?', Minggu, 20 Juni 2021.
Azis mengatakan gelar imam besar untuk Rizieq memang tidak pernah diberikan secara resmi. Menurutnya, gelar itu hanya sebutan dari sekelompok masyarakat Indonesia yang mendukung kiprah Rizieq dalam menyampaikan dakwah islam.
"Dan beliau menangkap dengan rasa hati, bahwa itu adalah bentuk rasa cinta kepada beliau," kata Azis.
Terdakwa kasus pelanggaran protokol kesehatan ini sempat menyayangkan jaksa menyebut gelar imam besar hanya isapan jempol. Protes itu disampaikan olehnya pada duplik yang dibacakan pada Kamis, 17 Juni 2021.
Baca: Pakar: Narasi Provokatif di Pusaran Sidang Rizieq Harus Ditindak
Azis membantah Rizieq marah dari duplik itu. Menurutnya, Rizieq hanya memberikan hak jawabnya atas tudingan jaksa dalam replik yang telah dibacakan sebelum duplik.
"Itu maksudnya adalah beliau itu merespons replik jaksa yang memang bukan lagi substansi ke masalah hukum," ujar Azis.
Meski tidak marah, Rizieq mengingatkan jaksa untuk berhati-hati usai menyebut dirinya imam besar isapan jempol. Pasalnya, kata Azis, Rizieq tidak bisa membuat pengikutnya tidak terpancing emosi.
"Beliau hanya menegaskan dan menjelaskan bahwa cinta itu harus disikapi dengan kehati-hatian jika menyinggung orang yang mencintai rasulullah," kata dia.
Jakarta: Terdakwa
Muhammad Rizieq Shihab diklaim tidak pernah merasa sebagai imam besar. Julukan itu disebut hanya pemberian dari simpatisan Rizieq.
"Secara garis besar intinya tidak pernah merasa dirinya (Rizieq) benar 100 persen, orang suci, orang baik, dan juga merasa dirinya orang besar," kata kuasa hukum Rizieq, Aziz Yanuar, dalam diskusi
Chrosscheck by Medcom.id dengan tema 'Rizieq Menyerang Ke Mana-Mana, Demi Apa?', Minggu, 20 Juni 2021.
Azis mengatakan gelar imam besar untuk Rizieq memang tidak pernah diberikan secara resmi. Menurutnya, gelar itu hanya sebutan dari sekelompok masyarakat Indonesia yang mendukung kiprah Rizieq dalam menyampaikan dakwah islam.
"Dan beliau menangkap dengan rasa hati, bahwa itu adalah bentuk rasa cinta kepada beliau," kata Azis.
Terdakwa kasus pelanggaran
protokol kesehatan ini sempat menyayangkan jaksa menyebut gelar imam besar hanya isapan jempol. Protes itu disampaikan olehnya pada duplik yang dibacakan pada Kamis, 17 Juni 2021.
Baca:
Pakar: Narasi Provokatif di Pusaran Sidang Rizieq Harus Ditindak
Azis membantah Rizieq marah dari duplik itu. Menurutnya, Rizieq hanya memberikan hak jawabnya atas tudingan jaksa dalam replik yang telah dibacakan sebelum duplik.
"Itu maksudnya adalah beliau itu merespons replik jaksa yang memang bukan lagi substansi ke masalah hukum," ujar Azis.
Meski tidak marah, Rizieq mengingatkan jaksa untuk berhati-hati usai menyebut dirinya imam besar isapan jempol. Pasalnya, kata Azis, Rizieq tidak bisa membuat pengikutnya tidak terpancing emosi.
"Beliau hanya menegaskan dan menjelaskan bahwa cinta itu harus disikapi dengan kehati-hatian jika menyinggung orang yang mencintai rasulullah," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)