Jakarta: Kematian aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib dinilai menjadi ancaman bagi pegiat HAM lainnya. Sebab, sudah 16 tahun pelaku pembunuhan belum terungkap.
"Pembunuh Munir masih berkeliaran, rasa aman kita masih terus terganggu," kata Direktur Imparsial Al Araf kepada Medcom.id, Senin, 7 September 2020.
Dia meminta pemerintah serius menuntaskan kasus kematian Munir. Peristiwa ini, kata dia, bukan kasus kriminal yang dapat ditangani melalui mekanisme biasa.
"Pemerintah dan Komnas HAM perlu melakukan upaya hukum yang serius untuk menyelesaikan kasus Munir demi tegaknya keadilan di Indonesia," kata dia.
Baca: Aktivis Masih Getol Dorong Kasus Munir sebagai Pelanggaran HAM Berat
Araf yakin masyarakat menunggu sikap tegas pemerintah dalam menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM, khususnya kasus kematian Munir. Pemerintah harus mengungkap secara terang kasus tersebut.
"Tidak tuntasnya kasus Munir memperkuat budaya impunitas yang ada di Indonesia. Pemerintah perlu melakukan langkah hukum yang kongkret," kata dia.
Jakarta: Kematian aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib dinilai menjadi ancaman bagi pegiat HAM lainnya. Sebab, sudah 16 tahun pelaku pembunuhan belum terungkap.
"Pembunuh Munir masih berkeliaran, rasa aman kita masih terus terganggu," kata Direktur Imparsial Al Araf kepada
Medcom.id, Senin, 7 September 2020.
Dia meminta pemerintah serius menuntaskan kasus kematian Munir. Peristiwa ini, kata dia, bukan kasus kriminal yang dapat ditangani melalui mekanisme biasa.
"Pemerintah dan Komnas HAM perlu melakukan upaya hukum yang serius untuk menyelesaikan kasus Munir demi tegaknya keadilan di Indonesia," kata dia.
Baca:
Aktivis Masih Getol Dorong Kasus Munir sebagai Pelanggaran HAM Berat
Araf yakin masyarakat menunggu sikap tegas pemerintah dalam menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM, khususnya kasus kematian Munir. Pemerintah harus mengungkap secara terang kasus tersebut.
"Tidak tuntasnya kasus Munir memperkuat budaya impunitas yang ada di Indonesia. Pemerintah perlu melakukan langkah hukum yang kongkret," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)