Jakarta: Rata-rata masyarakat percaya Porli jujur menuntaskan kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Hal itu diketahui berdasarkan survei nasional Indikator.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan sekitar 54,7 persen masyarakat tahu kasus tewasnya Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Dari yang tahu itu, mayoritas masyarakat cukup percaya Polri akan menyelesaikan kasus secara jujur dan adil.
"(Jumlahnya) 57,3 persen (publik percaya)," kata Burhanuddin dalam survei yang dirilisnya, Kamis, 25 Agustus 2022.
Namun, dia mengungkap ada kelompok yang kurang atau tidak percaya Polri bisa menyelesaikan kasus secara jujur dan adil. Jumlahnya sangat besar sekitar 38,1 persen.
Menurut Burhanuddin, kelompok yang kurang meyakini Polri menuntaskan kasus Brigadir J secara jujur dan adil cenderung dari kalangan muda, orang Sunda, Betawi, Batak, non muslim, kelas menengah atas, kelompok pegawai, pelajar, dan orang perkotaan. Mereka tersebar luas di setiap wilayah terutama Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Bali, Kalimantan, Maluku, dan Papua.
Kemudian, Burhanuddin mengatakan kepercayaan terhadap Kepolisian kurang lebih sama, baik pada kelompok yang tahu atau tidak tahu kasus Brigadir J. Namun, kata dia, ketidakpercayaan terhadap Kepolisian signifikan lebih besar bagi orang yang tahu kasus Brigadir J, ketimbang kelompok yang tidak tahu.
"Jika percaya Kepolisian akan mengungkap kasus secara jujur dan adil sesuai dengan prosedur penegakan hukum, maka tingkat kepercayaan terhadap Kepolisian semakin tinggi," ujar Burhanuddin.
Berdasarkan survei Indikator Politik, kasus tewasnya Brigadir J di rumah dinas eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, diketahui oleh 54,7 persen warga nasional. Terutama kelompok warga yang berusia 22-55 tahun, kelas menengah atas, sebagian besar kelompok pekerja, dan sebagian besar wilayah.
"Pengetahuan warga (terhadap kasus Brigadir J) yang paling rendah pada kelompok pendapatan terendah, tapi persentasenya juga tinggi sekitar 29-30 persen," ungkap Burhanuddin.
Survei dilakukan terhadap warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon seluler. Total jumlah sampel sekitar 83 persen dari total populasi nasional.
Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). Teknik tersebut dilakukan dengan memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan teknik RDD sampel sebanyak 1.229 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei diperkirakan lebih kurang 2,9 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.
Jakarta: Rata-rata masyarakat percaya Porli jujur menuntaskan kasus
pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Hal itu diketahui berdasarkan survei nasional Indikator.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan sekitar 54,7 persen masyarakat tahu kasus tewasnya
Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Dari yang tahu itu, mayoritas masyarakat cukup percaya Polri akan menyelesaikan kasus secara jujur dan adil.
"(Jumlahnya)
57,3 persen (publik percaya)," kata Burhanuddin dalam survei yang dirilisnya, Kamis, 25 Agustus 2022.
Namun, dia mengungkap ada kelompok yang kurang atau tidak percaya Polri bisa menyelesaikan kasus secara jujur dan adil. Jumlahnya sangat besar sekitar 38,1 persen.
Menurut Burhanuddin, kelompok yang kurang meyakini Polri menuntaskan kasus Brigadir J secara jujur dan adil cenderung dari kalangan muda, orang Sunda, Betawi, Batak, non muslim, kelas menengah atas, kelompok pegawai, pelajar, dan orang perkotaan. Mereka tersebar luas di setiap wilayah terutama Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Bali, Kalimantan, Maluku, dan Papua.
Kemudian, Burhanuddin mengatakan kepercayaan terhadap Kepolisian kurang lebih sama, baik pada kelompok yang tahu atau tidak tahu kasus Brigadir J. Namun, kata dia, ketidakpercayaan terhadap Kepolisian signifikan lebih besar bagi orang yang tahu kasus Brigadir J, ketimbang kelompok yang tidak tahu.
"Jika percaya Kepolisian akan mengungkap kasus secara jujur dan adil sesuai dengan prosedur penegakan hukum, maka tingkat kepercayaan terhadap Kepolisian semakin tinggi," ujar Burhanuddin.
Berdasarkan survei Indikator Politik, kasus tewasnya Brigadir J di rumah dinas eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, diketahui oleh 54,7 persen warga nasional. Terutama kelompok warga yang berusia 22-55 tahun, kelas menengah atas, sebagian besar kelompok pekerja, dan sebagian besar wilayah.
"Pengetahuan warga (terhadap kasus Brigadir J) yang paling rendah pada kelompok pendapatan terendah, tapi persentasenya juga tinggi sekitar 29-30 persen," ungkap Burhanuddin.
Survei dilakukan terhadap warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon seluler. Total jumlah sampel sekitar 83 persen dari total populasi nasional.
Pemilihan sampel dilakukan melalui metode
random digit dialing (RDD). Teknik tersebut dilakukan dengan memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan teknik RDD sampel sebanyak 1.229 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan
screening.
Margin of error survei diperkirakan lebih kurang 2,9 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen asumsi
simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)