Jakarta: Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) menggelar rapat koordinasi dengan berbagai instasi pemerintah pada Rabu, 11 November 2020. Rapat membahas dugaan keterlibatan pejabat pada sengketa tanah di Cakung, Jakarta Timur. 
Rapat tertutup itu menindaklanjuti laporan terhadap pejabat Kantor Wilayah BPN DKI dan Kantor Pertanahan Jakarta Timur. Rapat diduga juga membahas surat keputusan BPN terkait pembatalan sertifikat tanah di Cakung. Namun, Kementerian ATR masih irit bicara soal hasil pertemuan itu. 
"Pak Menteri (Sofyan Djalil) tidak hadir di dalam pertemuan tersebut, " kata Humas Kementerian ATR BPN, Rizky, di Jakarta, Kamis, 12 November 2020.
Baca: Berantas Mafia Tanah dengan Reforma Agraria
Kementerian ATR merapatkan barisan setelah Sofyan Djalil mengambil tindakan tegas terhadap sembilan pejabat yang 'bermain' di dalam sengketa tanah. Mereka diduga bekerja sama dengan mafia tanah.
"Sengketa karena mafia tanah, kita keras sekali. Mafia juga fight back, mereka melawan menggunakan buzzer untuk melawan Kementerian," kata Sofyan, Selasa, 10 November 2020.
Sofyan mengatakan para mafia tanah ini memiliki banyak harta untuk menyewa buzzer yang membuat kegaduhan. Mereka hendak memutarbalikkan fakta dengan seolah-olah menjadi korban.
Hal senada disampaikan anggota Komisi II DPR, Johan Budi SP. Dia mengaku mendapat informasi adanya buzzer dalam sengketa tanah. Johan mengusulkan pelibatan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memerangi mafia tanah.  
  
  
    Jakarta: Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (
BPN) menggelar rapat koordinasi dengan berbagai instasi pemerintah pada Rabu, 11 November 2020. Rapat membahas dugaan keterlibatan pejabat pada sengketa 
tanah di Cakung, Jakarta Timur.  
Rapat tertutup itu menindaklanjuti laporan terhadap pejabat Kantor Wilayah BPN DKI dan Kantor Pertanahan Jakarta Timur. Rapat diduga juga membahas surat keputusan BPN terkait pembatalan sertifikat 
tanah di Cakung. Namun, Kementerian ATR masih irit bicara soal hasil pertemuan itu.  
"Pak Menteri (Sofyan Djalil) tidak hadir di dalam pertemuan tersebut, " kata Humas Kementerian ATR BPN, Rizky, di Jakarta, Kamis, 12 November 2020.
Baca: 
Berantas Mafia Tanah dengan Reforma Agraria 
Kementerian ATR merapatkan barisan setelah Sofyan Djalil mengambil tindakan tegas terhadap sembilan pejabat yang 'bermain' di dalam sengketa tanah. Mereka diduga bekerja sama dengan mafia tanah. 
"Sengketa karena mafia tanah, kita keras sekali. Mafia juga 
fight back, mereka melawan menggunakan 
buzzer untuk melawan Kementerian," kata Sofyan, Selasa, 10 November 2020. 
Sofyan mengatakan para mafia tanah ini memiliki banyak harta untuk menyewa 
buzzer yang membuat kegaduhan. Mereka hendak memutarbalikkan fakta dengan seolah-olah menjadi korban. 
Hal senada disampaikan anggota Komisi II DPR, Johan Budi SP. Dia mengaku mendapat informasi adanya 
buzzer dalam sengketa tanah. Johan mengusulkan pelibatan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memerangi mafia tanah. 
Cek Berita dan Artikel yang lain di 
            
                
                
                    Google News
                
            Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OGI)