Jakarta: Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Madya Arie Soedewo dituding meminta jatah dari pelaksana proyek pengadaan satelit monitoring PT Merial Esa. Fee dalam bentuk pecahan mata uang asing.
"Itu mata uang asing. Pokoknya ke saya itu dia minta Rp4 miliar," beber Direktur Umum PT Merial Esa Fahmi Darmawansyah saat bersaksi buat terdakwa eks Kepala Biro Pengadaan Bakamla Nofel Hasan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu, 24 Januari 2018.
Fahmi mengungkapkan sejak awal jatah untuk Bakamla ditentukan sebesar 15 persen. Namun, ia tak mengetahui di tengah jalan berubah menjadi 7,5 persen.
(Baca juga: Kepala Bakamla Instruksikan Anak Buah Terima Jatah 2 Persen)
Fahmi yang juga terpidana dalam kasus yang sama mengatakan, pemberian uang bersumber dari kantong pribadinya. Namun semua urusan yang berhubungan dengan Bakamla diurus dua anak buahnya, M. Adami Okta dan Hardy Stefanus.
Namun, Fahmi mengaku sempat bertemu langsung dengan Arie Soedewo di kediamannya. Tapi, Fahmi berkilah dalam pertemuan tak membahas soal jatah untuk Bakamla.
"Yang pertama itu soal rumah dinas kontrakan itu. Terus yang kedua cuma sebentar ngasih tahu saja kalau si Fahmi Habsyi itu banyak jual nama dia," tutur dia.
Jakarta: Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Madya Arie Soedewo dituding meminta jatah dari pelaksana proyek pengadaan satelit monitoring PT Merial Esa. Fee dalam bentuk pecahan mata uang asing.
"Itu mata uang asing. Pokoknya ke saya itu dia minta Rp4 miliar," beber Direktur Umum PT Merial Esa Fahmi Darmawansyah saat bersaksi buat terdakwa eks Kepala Biro Pengadaan Bakamla Nofel Hasan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu, 24 Januari 2018.
Fahmi mengungkapkan sejak awal jatah untuk Bakamla ditentukan sebesar 15 persen. Namun, ia tak mengetahui di tengah jalan berubah menjadi 7,5 persen.
(Baca juga:
Kepala Bakamla Instruksikan Anak Buah Terima Jatah 2 Persen)
Fahmi yang juga terpidana dalam kasus yang sama mengatakan, pemberian uang bersumber dari kantong pribadinya. Namun semua urusan yang berhubungan dengan Bakamla diurus dua anak buahnya, M. Adami Okta dan Hardy Stefanus.
Namun, Fahmi mengaku sempat bertemu langsung dengan Arie Soedewo di kediamannya. Tapi, Fahmi berkilah dalam pertemuan tak membahas soal jatah untuk Bakamla.
"Yang pertama itu soal rumah dinas kontrakan itu. Terus yang kedua cuma sebentar ngasih tahu saja kalau si Fahmi Habsyi itu banyak jual nama dia," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)