Jakarta: Kapolda Metro Jaya Irjen Mohammad Fadil Imran ingin membersihkan wilayah Jakarta, terutama Tanjung Priok, Jakarta Utara, dari pungutan liar (pungli). Salah satu upaya ialah berkomunikasi dengan eksportir-importir di wilayah tersebut.
"Kami akan membangun komunikasi, sinergi dengan seluruh elemen dan stakeholder yang memiliki kepentingan terhadap rantai ekspor-impor di wilayah Tanjung Priok, mulai pabrik sampai pelabuhan," kata Fadil di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis, 17 Juni 2021.
Fadil ingin aktivitas logistik di Tanjung Priok dijalankan melalui one gate system atau sistem pengamanan satu pintu. Hal tersebut juga diyakini dapat memperbaiki sistem antrean atau dwelling time.
"Agar faktro-faktor atau situasi yang dapat menyebabkan terjadinya kejahatan dapat diminimalisasi," ujar jenderal bintang dua itu.
Baca: Kapolda: Ada 2 Kelompok Preman di Wilayah Pelabuhan Tanjung Priok
Selanjutnya, Fadil akan melalukan upaya penyelesaian masalah bersama dengan stakeholder terkait. Agar, premanisme berkedok jasa pengamanan dan pengawalan tidak berulang.
Fadil menegaskan polisi tidak akan berhenti hingga seluruh pelaku dapat ditindak. Kemudian, memastikan wilayah Pelabuhuan Tanjung Priok bersih dari pungli.
"Tidak boleh ada satu rupiah pun uang yang keluar kepada preman, kepada kelompok-kelompok organisasi preman," tegas mantan Kapolda Jawa Timur itu.
Polisi menangkap 74 preman pelaku pungutan liar di Pelabuhan Tanjung Priok. Sebanyak 50 pelaku merupakan kelompok yang beraksi di dalam wilayah pelayanan pelabuhan.
Sedangkan, 24 lainnya beraksi di luar wilayah pelabuhan. Ke-24 pelaku ditangkap dari empat kelompok jasa pengamanan dan pengawalan. Yakni Bad Boy, Haluan Jaya Prakasa, Sapta Jaya Abadi, dan Tanjung Raya Kemilau.
Mereka telah ditahan. Pelaku dijerat Pasal 368 KUHP tentang Pengancaman dengan ancaman hukuman sembilan tahun penjara.
Jakarta: Kapolda Metro Jaya Irjen Mohammad Fadil Imran ingin membersihkan wilayah Jakarta, terutama Tanjung Priok, Jakarta Utara, dari pungutan liar (pungli). Salah satu upaya ialah berkomunikasi dengan eksportir-importir di wilayah tersebut.
"Kami akan membangun komunikasi, sinergi dengan seluruh elemen dan
stakeholder yang memiliki kepentingan terhadap rantai ekspor-impor di wilayah Tanjung Priok, mulai pabrik sampai pelabuhan," kata Fadil di
Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis, 17 Juni 2021.
Fadil ingin aktivitas logistik di Tanjung Priok dijalankan melalui
one gate system atau sistem pengamanan satu pintu. Hal tersebut juga diyakini dapat memperbaiki sistem antrean atau
dwelling time.
"Agar faktro-faktor atau situasi yang dapat menyebabkan terjadinya kejahatan dapat diminimalisasi," ujar jenderal bintang dua itu.
Baca:
Kapolda: Ada 2 Kelompok Preman di Wilayah Pelabuhan Tanjung Priok
Selanjutnya, Fadil akan melalukan upaya penyelesaian masalah bersama dengan
stakeholder terkait. Agar, premanisme berkedok jasa pengamanan dan pengawalan tidak berulang.
Fadil menegaskan polisi tidak akan berhenti hingga seluruh pelaku dapat ditindak. Kemudian, memastikan wilayah Pelabuhuan Tanjung Priok bersih dari pungli.
"Tidak boleh ada satu rupiah pun uang yang keluar kepada preman, kepada kelompok-kelompok organisasi preman," tegas mantan Kapolda Jawa Timur itu.
Polisi menangkap 74 preman pelaku
pungutan liar di Pelabuhan Tanjung Priok. Sebanyak 50 pelaku merupakan kelompok yang beraksi di dalam wilayah pelayanan pelabuhan.
Sedangkan, 24 lainnya beraksi di luar wilayah pelabuhan. Ke-24 pelaku ditangkap dari empat kelompok jasa pengamanan dan pengawalan. Yakni Bad Boy, Haluan Jaya Prakasa, Sapta Jaya Abadi, dan Tanjung Raya Kemilau.
Mereka telah ditahan. Pelaku dijerat Pasal 368 KUHP tentang Pengancaman dengan ancaman hukuman sembilan tahun penjara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)