Jakarta: Susana di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tegang. Kubu pengkritik dan pendukung panitia seleksi (pansel) calon pimpinan (capim) KPK jilid V sama-sama menggelar aksi.
Awalnya, kubu pengkritik pansel, koalisi masyarakat kawal capim dan wadah pegawai KPK, menggelar aksi teatrikal bertema 'Cicak Vs Buaya 4.0' di pelataran Gedung KPK. Aksi ini bentuk protes pada keputusan pansel yang tetap meloloskan sejumlah nama bermasalah hingga tahap wawancara dan uji publik atau seleksi tahap akhir.
Aksi diawali dengan menyanyikan lagu lawas karya musisi legendaris Indonesia, Iwan Fals, berjudul 'Bento'. Massa menikmati musik sambil membentangkan poster menolak capim bermasalah.
“Save KPK! Save KPK,” seru massa.
Penasihat KPK, Tsani Annafari, lalu naik ke atas panggung dan menyampaikan orasi. Tsani mendesak Presiden Joko Widodo tidak meloloskan capim bermasalah ikut tes dan uji kelayakan di DPR.
Tsani mengajak seluruh elemen masyarakat bersatu dan mengawal proses seleksi capim KPK. Di penghujung orasi, Tsani, mengajak peserta aksi meneriakkan yel-yel 'hajar koruptor'.
“Semoga teriakan ini didengar Presiden Jokowi,” kata Tsani.
Tsani turun dari panggung, sekelompok massa datang dan berkumpul di halaman Gedung KPK. Orasi yang disampaikan berbeda dengan aksi koalisi masyarakat dan wadah pegawai KPK.
Massa yang menamakan diri koalisi pejuang keadilan ini meminta koalisi kawal capim dan wadah pegawai KPK tidak merecoki kerja pansel. “Hentikan intervensi pansel capim KPK,” teriak salah satu orator.
Sejumlah spanduk dibentangkan massa aksi. Spanduk bertuliskan dukungan kepada pansel, termasuk kritik pada koalisi masyarakat dan wadah pegawai KPK. Adu orasi antara kubu pengkritik dan pendukung bergemuruh.
Aksi massa mendukung pansel capim KPK. Foto: Medcom.id/Juven Martua Sitompul
Jakarta: Susana di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tegang. Kubu pengkritik dan pendukung panitia seleksi (pansel) calon pimpinan (capim) KPK jilid V sama-sama menggelar aksi.
Awalnya, kubu pengkritik pansel, koalisi masyarakat kawal capim dan wadah pegawai KPK, menggelar aksi teatrikal bertema 'Cicak Vs Buaya 4.0' di pelataran Gedung KPK. Aksi ini bentuk protes pada keputusan pansel yang tetap meloloskan sejumlah nama bermasalah hingga tahap wawancara dan uji publik atau seleksi tahap akhir.
Aksi diawali dengan menyanyikan lagu lawas karya musisi legendaris Indonesia, Iwan Fals, berjudul 'Bento'. Massa menikmati musik sambil membentangkan poster menolak capim bermasalah.
“
Save KPK!
Save KPK,” seru massa.
Penasihat KPK, Tsani Annafari, lalu naik ke atas panggung dan menyampaikan orasi. Tsani mendesak Presiden Joko Widodo
tidak meloloskan capim bermasalah ikut tes dan uji kelayakan di DPR.
Tsani mengajak seluruh elemen masyarakat bersatu dan mengawal proses seleksi capim KPK. Di penghujung orasi, Tsani, mengajak peserta aksi meneriakkan yel-yel 'hajar koruptor'.
“Semoga teriakan ini didengar Presiden Jokowi,” kata Tsani.
Tsani turun dari panggung, sekelompok massa datang dan berkumpul di halaman Gedung KPK. Orasi yang disampaikan berbeda dengan aksi koalisi masyarakat dan wadah pegawai KPK.
Massa yang menamakan diri koalisi pejuang keadilan ini meminta koalisi kawal capim dan wadah pegawai KPK
tidak merecoki kerja pansel. “Hentikan intervensi pansel capim KPK,” teriak salah satu orator.
Sejumlah spanduk dibentangkan massa aksi. Spanduk bertuliskan dukungan kepada pansel, termasuk kritik pada koalisi masyarakat dan wadah pegawai KPK. Adu orasi antara kubu pengkritik dan pendukung bergemuruh.
Aksi massa mendukung pansel capim KPK. Foto: Medcom.id/Juven Martua Sitompul
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)