Jakarta: Polri melakukan tes internal bagi perwira tinggi (pati) yang ingin mendaftar menjadi calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pati yang disetujui harus melalui empat tahapan yakni computer assisted test (CAT), tes tertulis, diskusi, dan wawancara.
"Kalau CAT tes potensi akademik kemudian di situ ada unsur psikologinya, sikap kerja. Ada standar kelulusan, untuk CAT standar dikuantitatifkan untuk bisa melanjutkan tes berikutnya itu 70," kata Karopenmas Mabes Polri Brigen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 2 Juli 2019.
Setelah lulus tes CAT, para pati harus membuat esai tentang pemberantasan korupsi. Para pati harus bisam menjelaskan visi, misi, dan rencana jika terpilih sebagai pimpinan KPK.
"Setelah ditulis nanti ada diskusi menyampaikan apa ide-ide pemikiran yang disampaikan, cara menyampaikan pendapat, bagaimana konsep dan langkah yang dituangkan, strategi dan menjalin komunikasi. Itu semua dinilai," sambung Dedi.
Setelah ketiga tahap tersebut rampung, para pati akan mengikuti tahap wawancara. Wawancara perihal rekam jejak, integritas, prestasi dan pelanggaran yang telah dilakukan semenjak masuk Kepolisian.
Baca: Capim KPK Diharamkan Berpaham Radikal
"Tim assesor itu sudah membaca rekam jejaknya dia. selama ini prestasinya, rekam jejaknya, dia punya catatan, dia pernah melakukan pelanggaran, apa sih pelanggarannya, digali semuanya. Di situ baru membuat suatu resume," jelas jenderal bintang satu itu.
Seluruh hasil tes akan digabungkan mendapatkan skor final. Aspek yang dinilai, kata Dedi, seperti integritas, komunikasi, pengambilan keputusan, strategi, manajerial, dan membangun jaringan.
"Kemudian tim assesor membuat suatu kesimpulan di setiap aspek itu. Jadi semua itu memiliki standar, kalau integritas misalnya 4, kemudian komunikasi cukup 3, strategi pimpinan, harus 4, aspek-aspek tertentu itu harus nilainya tinggi," terang Dedi.
Pati yang lulus meski mendapatkan nilai kurang baik akan diberi pelatihan. Sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan aspek yang kurang tersebut.
"Istilahnya ruang untuk melakukan feedback, itu ketemu, dia saat tes dia ada titik lemahnya, itu ruang yang harus dia perbaiki," pungkasnya.
Jakarta: Polri melakukan tes internal bagi perwira tinggi (pati) yang ingin mendaftar menjadi calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pati yang disetujui harus melalui empat tahapan yakni
computer assisted test (CAT), tes tertulis, diskusi, dan wawancara.
"Kalau CAT tes potensi akademik kemudian di situ ada unsur psikologinya, sikap kerja. Ada standar kelulusan, untuk CAT standar dikuantitatifkan untuk bisa melanjutkan tes berikutnya itu 70," kata Karopenmas Mabes Polri Brigen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 2 Juli 2019.
Setelah lulus tes CAT, para pati harus membuat esai tentang pemberantasan korupsi. Para pati harus bisam menjelaskan visi, misi, dan rencana jika terpilih sebagai pimpinan KPK.
"Setelah ditulis nanti ada diskusi menyampaikan apa ide-ide pemikiran yang disampaikan, cara menyampaikan pendapat, bagaimana konsep dan langkah yang dituangkan, strategi dan menjalin komunikasi. Itu semua dinilai," sambung Dedi.
Setelah ketiga tahap tersebut rampung, para pati akan mengikuti tahap wawancara. Wawancara perihal rekam jejak, integritas, prestasi dan pelanggaran yang telah dilakukan semenjak masuk Kepolisian.
Baca: Capim KPK Diharamkan Berpaham Radikal
"Tim
assesor itu sudah membaca rekam jejaknya dia. selama ini prestasinya, rekam jejaknya, dia punya catatan, dia pernah melakukan pelanggaran, apa sih pelanggarannya, digali semuanya. Di situ baru membuat suatu resume," jelas jenderal bintang satu itu.
Seluruh hasil tes akan digabungkan mendapatkan skor final. Aspek yang dinilai, kata Dedi, seperti integritas, komunikasi, pengambilan keputusan, strategi, manajerial, dan membangun jaringan.
"Kemudian tim
assesor membuat suatu kesimpulan di setiap aspek itu. Jadi semua itu memiliki standar, kalau integritas misalnya 4, kemudian komunikasi cukup 3, strategi pimpinan, harus 4, aspek-aspek tertentu itu harus nilainya tinggi," terang Dedi.
Pati yang lulus meski mendapatkan nilai kurang baik akan diberi pelatihan. Sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan aspek yang kurang tersebut.
"Istilahnya ruang untuk melakukan
feedback, itu ketemu, dia saat tes dia ada titik lemahnya, itu ruang yang harus dia perbaiki," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DRI)