Jakarta: Kasus perundungan (bullying) SMA Binus di Serpong, Tangerang Selatan, menjadi sorotan. Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta kasus ini jangan dianggap enteng.
"Jadi polisi harus bisa membongkar semua dengan sangat tegas. Karena sudah saatnya kita serius memutus rantai bullying di ranah pendidikan. Jadi, jangan anggap remeh kasus ini,” kata Sahroni melalui keterangan tertulis, Selasa, 20 Februari 2024.
Bendahara Umum (Bendum) DPP Partai NasDem itu menegaskan dirinya sangat fokus terhadap kasus bullying. Dia meminta polisi memanggil semua pihak terkait, termasuk pihak sekolah karena kasus ini dinilai masalah darurat yang terjadi pada pelajar
"Dalam hal ini, peran sekolah menjadi penting sekali dalam mencegah bullying. Dan saya yakin sebenarnya sekolah pasti tahu bahwa ada kelompok anak-anak sok jagoan di lingkungannya. Ya tapi mereka pura-pura tidak tahu saja sampai akhirnya terjadi bullying seperti ini,” ungkap dia.
Legislator asal DKI Jakarta itu menilai ketegasan polisi dalam menindak kasus ini dinilai sangat penting dalam menunjukkan keseriusan negara memutus rantai bullying. Sehingga menimbulkan efek jera.
Di sisi lain, pihak sekolah harus bersikap tegas. Di antaranya, menindak kelompok pelajar yang membentuk geng.
“Bubarkan geng-geng yang sok kuat. Buka posko aduan di sekolah, baik negeri maupun swasta. Kerjasama dengan pihak sekolah untuk selalu memantau bibit-bibit munculnya bullying," sebut dia.
Selain itu, Sahroni tidak ingin restorative justice menjadi opsi utama dalam penyelesaian kasus ini. Menurut dia, dibutuhkan bentuk tanggung jawab hukum dan ketegasan yang lebih dalam memutus rantai bullying.
“Penyelesaian dengan restorative justice boleh-boleh saja, tapi bukan jadi opsi yang utama. Kita lihat dahulu sejauh apa perbuatan mereka selama ini,” ujar dia.
Sebelumnya, seorang siswa SMA Binus di Serpong, Tangerang Selatan, diduga jadi korban bullying oleh geng sekolah hingga harus dirawat di rumah sakit. Corporate PR Binus University, Haris Suhendra membenarkan bahwa kasus ini melibatkan sejumlah siswa, termasuk anak artis Vincent Rompies.
Terpisah, Kasatreskrim Polres Tangsel, AKP Alvino, menyebut pihaknya kini tengah menindaklanjuti kasus tersebut.
Jakarta: Kasus
perundungan (
bullying) SMA Binus di Serpong, Tangerang Selatan, menjadi sorotan. Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta kasus ini jangan dianggap enteng.
"Jadi polisi harus bisa membongkar semua dengan sangat tegas. Karena sudah saatnya kita serius memutus rantai
bullying di ranah pendidikan. Jadi, jangan anggap remeh kasus ini,” kata Sahroni melalui keterangan tertulis, Selasa, 20 Februari 2024.
Bendahara Umum (Bendum) DPP
Partai NasDem itu menegaskan dirinya sangat fokus terhadap kasus
bullying. Dia meminta polisi memanggil semua pihak terkait, termasuk pihak sekolah karena kasus ini dinilai masalah darurat yang terjadi pada pelajar
"Dalam hal ini, peran sekolah menjadi penting sekali dalam mencegah
bullying. Dan saya yakin sebenarnya sekolah pasti tahu bahwa ada kelompok anak-anak sok jagoan di lingkungannya. Ya tapi mereka pura-pura tidak tahu saja sampai akhirnya terjadi
bullying seperti ini,” ungkap dia.
Legislator asal DKI Jakarta itu menilai ketegasan polisi dalam menindak kasus ini dinilai sangat penting dalam menunjukkan keseriusan negara memutus rantai
bullying. Sehingga menimbulkan efek jera.
Di sisi lain, pihak sekolah harus bersikap tegas. Di antaranya, menindak kelompok pelajar yang membentuk geng.
“Bubarkan geng-geng yang sok kuat. Buka posko aduan di sekolah, baik negeri maupun swasta. Kerjasama dengan pihak sekolah untuk selalu memantau bibit-bibit munculnya
bullying," sebut dia.
Selain itu, Sahroni tidak ingin
restorative justice menjadi opsi utama dalam penyelesaian kasus ini. Menurut dia, dibutuhkan bentuk tanggung jawab hukum dan ketegasan yang lebih dalam memutus rantai
bullying.
“Penyelesaian dengan
restorative justice boleh-boleh saja, tapi bukan jadi opsi yang utama. Kita lihat dahulu sejauh apa perbuatan mereka selama ini,” ujar dia.
Sebelumnya, seorang siswa SMA Binus di Serpong, Tangerang Selatan, diduga jadi korban
bullying oleh geng sekolah hingga harus dirawat di rumah sakit. Corporate PR Binus University, Haris Suhendra membenarkan bahwa kasus ini melibatkan sejumlah siswa, termasuk anak artis Vincent Rompies.
Terpisah, Kasatreskrim Polres Tangsel, AKP Alvino, menyebut pihaknya kini tengah menindaklanjuti kasus tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)