Jakarta: Mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara disebut sudah menarget keuntungan pengadaan bantuan sosial (bansos) covid-19 sejak pembahasan awal. Keuntungan tiap tahap juga diproyeksikan.
"Target yang belum terpenuhi itu masih belum tercapai sebanyak kurang lebih Rp24 miliar lagi, dilihat dari yang Rp35 miliar," kata pejabat pembuat komitmen (PPK) Kemensos Matheus Joko Santoso saat bersaksi di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Selatan, Senin, 7 Juni 2021.
Juliari menyampaikan target itu melalui anggota tim teknis pengadaan bansos Kukuh Ari Wibowo pada Juni 2020. PPK Kemensos Adi Wahyono juga ada dalam pertemuan itu.
Matheus menyebut saat itu pengadaan bansos dalam putaran pertama di tahap keenam. "Di situ disampaikan tentunya tabel Pak, ada nama vendor, kemudian jumlah kuota," ujar Matheus.
Juliari menargetkan jatah Rp10 ribu tiap paket. Setiap vendor membayar fee berbeda-beda.
(Baca: Perusahaan Penyedia Bansos Mesti Serahkan Rp765 Juta Buat Juliari)
"Jadi ilustrasinya di tahap satu itu ada 21 vendor, target fee-nya Rp9,5 miliar, kemudian di tahap tiga Rp6,4 miliar, sudah tertulis," tutur Matheus.
Namun, ada tabel kosong dalam dokumen yang diberikan Kukuh. Bagian kosong itu merupakan tugas Matheus untuk mengisi pembayaran fee yang sudah diberikan para vendor.
Matheus mengatakan target keuntungan pada tahap pertama sudah terpenuhi. Jatah di tahap tiga hanya terpenuhi Rp825 juta dari target Rp6,4 miliar.
Lalu, pada tahap komunitas Juliari menarget mendapatkan keuntungan Rp7,35 miliar. Lalu, pada tahap lima Juliari menarget Rp6,37 miliar.
"Pada tahap enam (targetnya) Rp6,843 miliar. Sehingga total target fee-nya adalah sebesar Rp36,554 miliar," ucap Matheus.
Matheus mengaku mendiskusikan lagi terkait target itu. Akhirnya, Kukuh, Matheus, dan Adi sepakat membulatkan fee menjadi Rp35 miliar.
Jakarta: Mantan Menteri Sosial
Juliari Peter Batubara disebut sudah menarget keuntungan pengadaan
bantuan sosial (bansos) covid-19 sejak pembahasan awal. Keuntungan tiap tahap juga diproyeksikan.
"Target yang belum terpenuhi itu masih belum tercapai sebanyak kurang lebih Rp24 miliar lagi, dilihat dari yang Rp35 miliar," kata pejabat pembuat komitmen (PPK) Kemensos Matheus Joko Santoso saat bersaksi di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Selatan, Senin, 7 Juni 2021.
Juliari menyampaikan target itu melalui anggota tim teknis pengadaan bansos Kukuh Ari Wibowo pada Juni 2020. PPK Kemensos Adi Wahyono juga ada dalam pertemuan itu.
Matheus menyebut saat itu pengadaan bansos dalam putaran pertama di tahap keenam. "Di situ disampaikan tentunya tabel Pak, ada nama vendor, kemudian jumlah kuota," ujar Matheus.
Juliari menargetkan jatah Rp10 ribu tiap paket. Setiap vendor membayar
fee berbeda-beda.
(Baca:
Perusahaan Penyedia Bansos Mesti Serahkan Rp765 Juta Buat Juliari)
"Jadi ilustrasinya di tahap satu itu ada 21 vendor, target
fee-nya Rp9,5 miliar, kemudian di tahap tiga Rp6,4 miliar, sudah tertulis," tutur Matheus.
Namun, ada tabel kosong dalam dokumen yang diberikan Kukuh. Bagian kosong itu merupakan tugas Matheus untuk mengisi pembayaran
fee yang sudah diberikan para vendor.
Matheus mengatakan target keuntungan pada tahap pertama sudah terpenuhi. Jatah di tahap tiga hanya terpenuhi Rp825 juta dari target Rp6,4 miliar.
Lalu, pada tahap komunitas Juliari menarget mendapatkan keuntungan Rp7,35 miliar. Lalu, pada tahap lima Juliari menarget Rp6,37 miliar.
"Pada tahap enam (targetnya) Rp6,843 miliar. Sehingga total target
fee-nya adalah sebesar Rp36,554 miliar," ucap Matheus.
Matheus mengaku mendiskusikan lagi terkait target itu. Akhirnya, Kukuh, Matheus, dan Adi sepakat membulatkan
fee menjadi Rp35 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)