Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai. Dok. Medcom.id
Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai. Dok. Medcom.id

Kontak Jemaah Islamiyah dengan Taliban Tidak Mengejutkan

Fachri Audhia Hafiez • 05 September 2021 21:37
Jakarta: Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai menyebut kontak antara Jemaah Islamiyah (JI) dan kelompok Taliban bukan hal baru. Taliban kerap berkomunikasi dengan kelompok yang sesuai dengan ideologi mereka.
 
"Kontak antara JI dengan Taliban atau apa pun namanya kelompok radikal yang berpusat di Afghanistan, itu bukan hal baru dan itu tidak mengejutkan," kata Ansyaad dalam program Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'Taliban Bermuka Dua ke Indonesia?', Minggu, 5 September 2021.
 
Ansyaad mengatakan anggota Taliban tumbuh tidak hanya dari Afghanistan. Mereka juga tumbuh dari sejumlah wilayah, termasuk lembaga pendidikan.

"Banyak sekali dari teman-teman (kelompok mereka), ada beberapa ustaz muda itu pernah sama-sama sekolah di Al-Azhar, Mesir, sana dengan juru bicara Taliban (Zabihullah Mujahid)," ujar Ansyaad.
 
Taliban, kata Ansyaad, pada dasarnya menyebarkan cikal bakal radikalisme, terorisme, dan transaksional. Termasuk di Indonesia dengan JI.
 
"JI itu lahir dari kandungan kelompok-kelompok di Afghanistan," ujar Ansyaad.
 
Baca: Jaringan Teroris JI Disebut Memiliki Penghubung dengan Taliban
 
Menurut Ansyaad, seluruh elemen masyarakat berperan penting mengantisipasi berbagai kemungkinan penyebaran paham radikal di Tanah Air. Radikalisme mesti dihentikan karena bertentangan dengan dasar negara.
 
"Berusaha meredam agar semangat lama mereka itu untuk berjihad dengan dasar oleh radikalisme itu tidak lantas melebar, meluap lagi seperti masa dulu," ucap Ansyaad.
 
Sementara itu, pengamat militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati menuturkan kondisi di Afghanistan jangan sampai menjadi glorifikasi bagi bibit terorisme di Indonesia. Cegah pemikiran kesuksesan Taliban di Afghanistan merupakan titik tolok dari kejayaan radikalisme di Indonesia.
 
"Karena sel-sel tidur (kelompok radikal) itu tidak bisa kita katakan bahwa itu hanya pada pelaku teror saja, tetapi juga sudah merambah pada dunia pendidikan, kaum intelektual bahkan ada pengusaha," kata Susan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan