Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dalam program News Maker dengan tema 'Waspadai Kelompok Radikal Intoleran Milenial,' Sabtu, 3 April 2021. Foto: Medcom.id
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dalam program News Maker dengan tema 'Waspadai Kelompok Radikal Intoleran Milenial,' Sabtu, 3 April 2021. Foto: Medcom.id

Kepala BNPT: Terorisme Harus Dilawan Secara Semesta

Siti Yona Hukmana • 03 April 2021 23:27
Jakarta: Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri gencar menangkap teroris pascabom bunuh diri meledak di Makassar, Sulawesi Selatan. Penangkapan disebut sulit dilakukan sedari dini atau sebelum serangan terjadi. 
 
"Oleh karena itu, perlu perlawanan secara semesta," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar dalam program Newsmaker dengan tema 'Waspadai Kelompok Radikal Intoleran Milenial,' Sabtu, 3 April 2021. 
 
Menurut Boy, penanganan teroris di Indonesia memerlukan kerja sama. Masalah ini tak cukup diantisipasi aparatur negara. Pasalnya, radikalisme sudah masuk dalam sistem kehidupan masyarakat. 

"Oleh karena itu, daya deteksi masyarakat harus dibangkitkan. Makanya, dalam program itu ada juga namanya kesiapsiagaan nasional," ujar mantan Kapolda Papua itu. 
 
Boy menyebut kesiapsiagaan nasional tak cukup hanya dilakukan aparat saja. Masyarakat butuh terlibat. Hal ini mengingat warga bisa jadi pelaku atau korban. 
 
Baca: Ajaran Radikalisme Disebut Menguasai Dunia Maya
 
"Karena kejahatan terorisme ini kita yakini sudah menjadi musuh bersama," ungkap dia. 
 
Boy mengimbau masyarakat ikut melawan radikalisme. Langkah awal dapat dimulai dari level keluarga.
 
"Jadi, keluarga itu mencermati anggota keluarga. Anak, saudara, tetangga, untuk kita sama-sama waspada karena biar bagaimana pun paham ideologi terorisme ini tidak sejalan dengan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia," kata jenderal bintang tiga itu. 
 
Dia menilai apa yang dijanjikan perekrut di jaringan terorisme tidak sesuai dengan falsafah Indonesia yang berpegang teguh pada Pancasila. Di sisi lain, ada celah penetrasi dari ideologi transnasional di era keterbukaan informasi. 
 
Boy mengatakan hal ini realita yang tidak bisa dipandang ringan. Pemerintah telah mengerahkan ribuan pasukan untuk mengantisipasi ancaman teroris. Namun, hal itu tak juga menghilangkan peredaran teroris di Tanah Air. 
 
"Hanya dengan berselancar di sosial media saja mereka sudah memikirkan informasi yang lengkap tentang apa yang dikaitkan dengan misi-misi mereka ini," ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan