Jakarta: Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar meminta masyarakat mewaspadai ajaran radikalisme, terutama anak muda. Sebab, paham itu telah menguasai dunia maya.
"Iya menguasai dunia maya, karena propaganda mereka ini adalah propaganda dunia, bukan propaganda yang tujuan kepada orang Indonesia saja," kata Boy dalam program News Maker Medcom.id bertajuk 'Waspadai Kelompok Radikal Intoleran Milenial', Sabtu, 3 April 2021.
Menurut Boy, hal itu terbukti dengan semakin banyaknya situs-situs radikal beredar di sosial media. Dia meyakini pihak kepolisian bersama pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menghilangkan situs itu.
"Situs-situs yang ada ini sudah terpantau dan permasalahannya adalah lahirnya sebuah situs itu sangat cepat. Satu ditutup berikutnya lahir lagi, satu ditutup dibuka lagi. Jadi, mereka pun seperti sudah punya pasukan sibernya," kata Boy.
Baca: Bertambah, Total Teroris yang Ditangkap Menjadi 60
Boy menjelaskan cara pelaku teroris mempropaganda masyarakat dunia. Mereka membuat situs yang merujuk pada admin-admin di luar negeri dan Indonesia.
Kemudian, membuat komunitas baru. Lalu, menyebarkan radikalisme itu ke kalangan mereka itu sendiri.
"Jadi, ini lah pemanfaatan secara negatif dari siber yang terjadi. Ini secara global, tidak hanya kita bicara berkaitan dengan apa yang terjadi di negara kita," kata jenderal bintang tiga itu.
Meski begitu, dia meyakini aparat kepolisian tidak tinggal diam. Terlebih saat ini ada patroli siber.
Konten yang bernada radikal akan langsung ditindak. BNPT juga dipastikan akan melakukan pengawasan.
Jakarta: Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar meminta masyarakat mewaspadai ajaran radikalisme, terutama anak muda. Sebab, paham itu telah menguasai dunia maya.
"Iya menguasai dunia maya, karena propaganda mereka ini adalah propaganda dunia, bukan propaganda yang tujuan kepada orang Indonesia saja," kata Boy dalam program
News Maker Medcom.id bertajuk 'Waspadai Kelompok Radikal Intoleran Milenial', Sabtu, 3 April 2021.
Menurut Boy, hal itu terbukti dengan semakin banyaknya situs-situs radikal beredar di sosial media. Dia meyakini pihak kepolisian bersama pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menghilangkan situs itu.
"Situs-situs yang ada ini sudah terpantau dan permasalahannya adalah lahirnya sebuah situs itu sangat cepat. Satu ditutup berikutnya lahir lagi, satu ditutup dibuka lagi. Jadi, mereka pun seperti sudah punya pasukan sibernya," kata Boy.
Baca:
Bertambah, Total Teroris yang Ditangkap Menjadi 60
Boy menjelaskan cara pelaku teroris mempropaganda masyarakat dunia. Mereka membuat situs yang merujuk pada admin-admin di luar negeri dan Indonesia.
Kemudian, membuat komunitas baru. Lalu, menyebarkan
radikalisme itu ke kalangan mereka itu sendiri.
"Jadi, ini lah pemanfaatan secara negatif dari siber yang terjadi. Ini secara global, tidak hanya kita bicara berkaitan dengan apa yang terjadi di negara kita," kata jenderal bintang tiga itu.
Meski begitu, dia meyakini aparat kepolisian tidak tinggal diam. Terlebih saat ini ada patroli siber.
Konten yang bernada radikal akan langsung ditindak. BNPT juga dipastikan akan melakukan pengawasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)