Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo/Medcom.id/Siti
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo/Medcom.id/Siti

Tragedi Kanjuruhan Berujung Pemeriksaan Etik 31 Anggota Polri

Siti Yona Hukmana • 06 Oktober 2022 09:10
Jakarta: Total sudah 31 anggota Polri diperiksa tim audit investigasi Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) dalam mengusut kasus kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Puluhan anggota itu diperiksa karena diduga melanggar Kode Etik Profesi Polri (KKEP) dalam tragedi Kanjuruhan.
 
"Tim audit investigasi dari Irwasum dan Propam sudah memeriksa 31 anggota Polri, (pemeriksaan) berkaitan dengan pelanggaran kode etik," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Malang, Jawa Timur, Kamis, 6 Oktober 2022.
 
Dedi mengatakan pemeriksaan ke-31 anggota tersebut belum selesai dan dilanjutkan hari ini. Hal tersebut sesuai arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk memeriksa lebih mendalam beberapa hal terkait kerusuhan itu.

"Kenapa demikian? karena, unsur ketelitian dan kecermatan harus jadi standar," ujar jenderal bintang dua itu.
 

Baca: Polisi Hati-hati Tetapkan Tersangka Tragedi Kanjuruhan


Dari 31 anggota itu, 10 di antaranya telah dicopot dari jabatannya. Mereka ialah Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat. 
 
Kemudian, sembilan Komandan Brimob. Yakni AKBP Agus Waluyo, Komandan Batalyon (Danyon); AKP Hasdarman, Komandan Kompi (Danki); Aiptu Solikin, Komandan Peleton) Danton); Aiptu Samsul, Danton; Aiptu Ari Dwiyanto, Danton; AKP Untung, Danki; AKP Danang, Danton; AKP Nanang, Danton; dan Aiptu Budi, Danton. 
 
Dedi berjanji menyampaikan perkembangan insiden maut itu secara komprehensif hari ini. Dia belum memastikan waktunya.
 
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pecah usai pertandingan Arema FC vs Persebaya, Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Dalam pertandingan ini, Arema kalah dengan skor 3-2 dari Persebaya Surabaya.
 
Insiden bermula saat beberapa suporter Arema memasuki lapangan usai pertandingan tersebut. Tak beberapa lama, ratusan Aremania memenuhi lapangan Kanjuruhan.
 
Mereka mendatangi para pemain. Beberapa ada yang melayangkan protes hingga memeluk pemain. Polisi lantas menghadang para suporter itu. Pihak keamanan juga menggiring para pemain masuk ke ruang ganti.
 
Kemudian, polisi tiba-tiba menembakkan gas air mata untuk membubarkan suporter yang masuk ke lapangan. Gas air mata itu tak hanya ditembakkan ke lapangan, tetapi juga ke arah tribun penonton yang kemudian memicu kepanikan suporter.
 
Berdasarkan data terbaru, sebanyak 131 orang meninggal dunia buntut insiden maut itu. Lalu, 29 orang luka berat, luka sedang 30 orang, dan luka ringan 406 orang.
 
Polisi telah meningkatkan status kasus ke tahap penyidikan. Kini, tim investigasi tengah mencari pelaku yang bertanggung jawab dalam kerusuhan tersebut. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ADN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan