Ilustrasi: Medcom.id
Ilustrasi: Medcom.id

Akhir Pelarian Zulkarnaen Teroris Bom Bali I dengan 'Nilai Buronan' Rp70,7 M

Yogi Bayu Aji • 16 Desember 2020 04:15
Jakarta: Teroris Bom Bali I, Zulkarnaen alias Aris Sumarsono alias Daud alias Zaenal Arifin alias Abdulrahman, 57, ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri, Kamis, 10 Desember 2020, di kediamannya, Gang Kolibri, Toto Harjo, Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, Lampung. Dia dibekuk tanpa perlawanan.
 
Polisi menyebut Zulkarnaen memimpin pelatihan militer Askari Markaziah Jemaah Islamiyah (JI) di Afganistan selama tujuh tahun. Dia menjadi arsitek kerusuhan di Ambon, Ternate, dan Poso sepanjang 1998 hingga 2000.
 
Baca: Teroris Otak Bom Bali Juga Dalang di Balik Kerusuhan Poso

Zulkarnaen juga menjadi otak peledakan gereja serentak saat malam Natal 2000, Bom Bali 1 pada 2002, Bom Hotel Mariott pada 2003, dan Bom Bali 2 pada 2005. Dia sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) sejak 2002.
 
"Saat ini (Zulkarnaen) sudah menjadi DPO selama 18 tahun," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Polri, Komisaris Besar (Kombes) Ahmad Ramadhan, di Mabes Polri, Jakarta, Senin, 14 Desember 2020.
 
Informasi yang dihimpun Medcom.id, Zulkarnaen tak hanya diburu polisi. Pria bernama asli Aris Sumarsono itu masuk dalam daftar buronan program Rewards for Justice dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS).
 
Profil Zulkarnaen terpampang dalam laman rewardsforjustice.net. Tak tanggung-tanggung, pemerintah AS menyiapkan imbalan hingga US$5 juta (setara Rp70,7 miliar) bagi pihak-pihak yang dapat memberikan informasi untuk menyeret Zulkarnaen ke pengadilan.
 
Dalam catatan AS, Zulkarnaen menjadi kepala operasi JI setelah penangkapan pendahulunya, Ridwan Isamuddin alias Hambali, di Thailand pada 2003. Dia diidentifikasi menjadi pemimpin tertinggi JI di Asia Tenggara.
 
Pria kelahiran Sragen, Jawa Tengah, 1963, itu disebut memimpin unit elite dalam bom bunuh diri di Hotel Marriott di Jakarta pada 2003 yang menewaskan 12 orang. Zulkarnaen juga membantu mempersiapkan bom yang menewaskan 202 orang di Bali pada 2002.
 
Eks mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menjadi salah satu orang di Indonesia yang punya kontak langsung dengan jaringan teror Al-Qaeda. Pada tahun 80-an, dia menjadi militan pertama Indonesia yang pergi ke Afganistan untuk mengikuti pelatihan menjadi ahli sabotase. 
 
Zulkarnaen memimpin unit militan yang disebut Laskar Khos. Pasukan itu terdiri dari sekitar 300 warga negara Indonesia yang dilatih di Afganistan dan Filipina. Dia mengorganisasikan pertempuran di Maluku pada 90-an. Dia disebut mempertemukan militan yang dilatih di Afganistan sehingga mereka bisa menggabungkan kekuatan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan