Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut ada ribuan warga negara Indonesia (WNI) yang terhasut jaringan teroris global. Mereka semua dibawa ke Irak dan Suriah.
"Berdasarkan catatan keberangkatan itu setidaknya 1.500 warga negara kita telah berangkat ke sana," kata Kepala BNPB Boy Rafli Amar dalam rapat internal secara virtual dengan Media Group, Senin, 21 Juni 2021.
Boy mengatakan jaringan teroris yang membawa mereka terafiliasi dengan Al-Qaeda, ISIS, dan Taliban. WNI yang ikut ke Irak dan Suriah diiming-imingi sejumlah uang dan fasilitas.
"Mereka menjanjikan ketika berangkat akan mendapatkan sejumlah gaji, fasilitas pendidikan, dan fasilitas asuransi, dan sebagainya," ujar Boy.
Namun, fasilitas dan uang itu hanya omong kosong. Setibanya di Irak maupun Suriah mereka hidup sengsara.
"Sebagian besar dari mereka masih berada di camp-camp tahanan. Untuk yang pria, dan wanita, dan bahkan anak-anak berada di camp pengungsian," kata Boy.
BNPT juga mencatat sebagian dari mereka ada yang dideportasi dari Irak dan Suriah. Beberapa orang di antaranya dinyatakan meninggal.
"Ada yang telah meninggal dunia estimasi sekitar seratus dan kemudian melakukan relokasi ke negara-negara yang sedang konflik lainnya," ucap Boy.
Baca: BNPT Gandeng Media Group Berantas Narasi Radikal-Intoleran
Boy mengatakan mereka semua terhasut karena narasi propaganda yang disebar kelompok teroris. Narasi itu harus dimusnahkan agar warga negara tidak ada lagi yang tertipu dengan muslihat kelompok teroris.
Untuk itu, BNPT menggelar kerja sama dengan Media Group. Kerja sama itu diharap bisa menghapuskan narasi sesat dari kelompok teroris di Indonesia. BNPT juga ingin mengadakan acara terbuka dengan Media Group.
"Menurut hemat kami ini perlu perlibatan semua masyarakat agar masyarakat bisa tercerahkan, kemudian tentunya kita berupaya agar jangan sampai banyak lagi masyarakat yang terperdaya untuk berangka ke Irak dan Suriah tersebut," kata Boy.
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut ada ribuan warga negara Indonesia (WNI) yang terhasut jaringan
teroris global. Mereka semua dibawa ke Irak dan Suriah.
"Berdasarkan catatan keberangkatan itu setidaknya 1.500 warga negara kita telah berangkat ke sana," kata Kepala BNPB Boy Rafli Amar dalam rapat internal secara virtual dengan Media Group, Senin, 21 Juni 2021.
Boy mengatakan jaringan teroris yang membawa mereka terafiliasi dengan Al-Qaeda, ISIS, dan Taliban. WNI yang ikut ke Irak dan Suriah diiming-imingi sejumlah uang dan fasilitas.
"Mereka menjanjikan ketika berangkat akan mendapatkan sejumlah gaji, fasilitas pendidikan, dan fasilitas asuransi, dan sebagainya," ujar Boy.
Namun, fasilitas dan uang itu hanya omong kosong. Setibanya di Irak maupun Suriah mereka hidup sengsara.
"Sebagian besar dari mereka masih berada di
camp-camp tahanan. Untuk yang pria, dan wanita, dan bahkan anak-anak berada di camp pengungsian," kata Boy.
BNPT juga mencatat sebagian dari mereka ada yang dideportasi dari Irak dan Suriah. Beberapa orang di antaranya dinyatakan meninggal.
"Ada yang telah meninggal dunia estimasi sekitar seratus dan kemudian melakukan relokasi ke negara-negara yang sedang konflik lainnya," ucap Boy.
Baca:
BNPT Gandeng Media Group Berantas Narasi Radikal-Intoleran
Boy mengatakan mereka semua terhasut karena narasi propaganda yang disebar kelompok teroris. Narasi itu harus dimusnahkan agar warga negara tidak ada lagi yang tertipu dengan
muslihat kelompok teroris.
Untuk itu, BNPT menggelar kerja sama dengan
Media Group. Kerja sama itu diharap bisa menghapuskan narasi sesat dari kelompok teroris di Indonesia. BNPT juga ingin mengadakan acara terbuka dengan Media Group.
"Menurut hemat kami ini perlu perlibatan semua masyarakat agar masyarakat bisa tercerahkan, kemudian tentunya kita berupaya agar jangan sampai banyak lagi masyarakat yang terperdaya untuk berangka ke Irak dan Suriah tersebut," kata Boy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)