Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Penyelidikan Kematian Afif di Sumbar, Kapolri: Itwasum dan Propam Sedang Mengecek

Siti Yona Hukmana • 02 Juli 2024 13:28
Jakarta: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo turut memantau perkembangan kasus kematian siswa SMP di Padang, Sumatra Barat, Afif Maulana, 13, yang tewas diduga dianiaya anggota Polda Sumatra Barat (Sumbar). Kapolri memerintahkan jajarannya untuk mengecek penyelidikan kematian remaja tersebut.
 
"Sudah turun dari Mabes, tim Itwasum, Propam untuk cek penyidikan dan proses yang dilakukan," kata Kapolri saat dikonfirmasi, Selasa, 2 Juli 2024.
 
Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum) dan Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri mengecek untuk memastikan pelanggaran yang dilakukan anggota. Nantinya, jajaran ini akan menentukan sidang etik dan hukuman yang pantas diterima anggota yang melanggar aturan. 

"Termasuk Kompolnas juga turun (cek)," ujar Listyo. 
 
Sebanyak 17 anggota Direktorat Samapta Bhayangkara (Sabhara) Polda Sumbar melanggar aturan dalam pengamanan 18 remaja hendak tawuran di Kuranji, Padang, Sumbar. Belum disebutkan bentuk pelanggaran.
Baca: KPAI: 18 Remaja di Padang Disundut Rokok hingga Disetrum

Namun, dugaan yang beredar anggota tersebut menganiaya para remaja tersebut. Bukan tidak mungkin Afif tewas karena dianiaya. Terlebih tubuh Afif Maulana terdapat lebam dan jejak sepatu. Namun, Polda Sumbar menghentikan kasus kematian Afif dengan alasan meninggal karena lompat dari jembatan.
 
Di samping itu, penganiayaan terhadap para remaja lainnya dibenarkan Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Josua Mamoto. Menurut Benny, ada penyundutan rokrok dari anggota Sabhara Polda Sumbar kepada remaja tersebut.
 
Hal ini diketahui dari saksi anak yang diklaim sebagai saksi kunci. Anak yang tak disebutkan identitasnya itu mengaku mendapatkan siksaan saat dibawa ke kantor polisi. Namun, sang anak tak hapal identitas anggota yang melakukan penyiksaan tersebut.
 
"Ketika ditanya siapa yang nyundut, yang disundut ngomong, saya nggak kenal namanya karena pakaian pereman,” kata Benny saat dikonfirmasi, Jumat, 28 Juni 2023.
 
Penganiayaan oleh anggota polisi ini juga disampaikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). KPAI datang ke Padang menemui orang tua Afif Maulana dan sejumlah anak yang yang mengaku mengalami kekerasan oleh anggota Polda Sabhara Sumbar.
 
"Beberapa ada yang mengalami kekerasaan seperti dipukul, disundut rokok, disetrum, disuruh guling-guling, dan lain-lain," kata Komisioner KPAI Dian Sasmita dalam keterangan tertulis, Sabtu, 29 Juni 2024. 
Baca: Polda Sumbar Yakin Afif Maulana Tewas Bukan karena Disiksa

Peristiwa ini bermula saat 30 personel Polda Sumbar berpatroli untuk mencegah tawuran pemuda di Padang pada Minggu dini hari, 9 Juni 2024. Kemudian, polisi menemukan sejumlah perkumpulan remaja yang diduga hendak tawuran sekitar 100 meter dari Jembatan Kuranji, Jalan Bypass Kilometer 9, Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji.
 
Aparat mencegat satu rombongan remaja yang diduga hendak pergi ke lokasi tawuran. Afif salah satu remaja yang berada dalam rombongan itu. Polisi menangkap 18 remaja di lokasi tersebut.
 
Polisi juga menemukan sejumlah senjata tajam berserakan di jalan. Sementara itu, para pemuda yang ditangkap dibawa ke Polsek Kuranji lalu digelandang ke Polresta Padang dan terakhir dibawa ke Polda Sumbar.
 
Seorang remaja ditahan karena kedapatan memegang senjata tajam. Sedangkan, 17 orang lainnya dipulangkan. Kemudian, mayat Afif Maulana ditemukan di bawah Jembatan Sungai Kuranji pada siang harinya, tepatnya pukul 11.55 WIB.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan