Jakarta: Anggota Polri yang merupakan anak buah AKP Irfan Widyanto, Munafri Bahtiar, sempat menduga ada aksi terorisme di rumah dinas bekas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Ferdy Sambo. Sebab, suasana rumah dinas yang terletak di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, itu dinilai sangat menegangkan.
Hal itu disampaikan Munafri di ruang sidang saat bersaksi untuk dua terdakwa perkara merintangi penyidikan atau obstruction of justice pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, yaitu Brigjen Hendra Kurniawan dan Kombes Agus Nurpatria Adi Purnama.
Menurut Munafri, ia dan rekannya, yakni Tomser Kristianata, diminta Irfan ke rumah dinas Sambo pada saat peristiwa pembunuhan terjadi pada 8 Juli 2022. Kendati demikian, ia dan Tomser belum mengetahui ada peristiwa tersebut setelah sampai di lokasi.
"Berjalannya waktu, kami lama jenuh menunggu di luar, kami mulai resah, ada apa sih di dalam kok banyak mobil keluar masuk, orang pakaian dinas, pakaian preman, ada mobil Polres Jakarta Selatan. Jadi sangat menegangkan saya lihat," ujar Munafri di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, 27 Oktober 2022.
Ia sempat menduga ada aksi terorisme yang terjadi di rumah Ferdy Sambo. Bahkan Munafri dan Tomser sempat menunggu cukup lama di luar rumah tersebut.
"Mungkin ada teroris atau apa ya? Kita boleh masuk apa bagaimana? Ini kok di luar saja nih. Jadi kami sadar mungkin ada peristiwa yang sangat menegangkan di dalam," sambungnya.
Munafri dan Tomser sendiri berperan menemani Irfan mengambil DVR CCTV yang terletak di pos security dekat rumah dinas Sambo. Salah satu security Kompleks Polri Duren Tiga yang turut dihadirkan sebagai saksi, Abdul Zapar, mengakui sempat didatangi tiga sampai lima orang yang mengaku sebagai anggota polisi dengan tujuan mengganti DVR CCTV.
Ia menyebut para polisi yang mengganti DVR CCTV tidak menjelaskan asal kesatuan. Adapun pengambilan DVR itu juga tidak dilengkapi dengan surat perintah penyitaan.
"Alasannya cuma untuk memperbagus kualitas gambar," ujar Zapar.
Jakarta: Anggota
Polri yang merupakan anak buah AKP Irfan Widyanto, Munafri Bahtiar, sempat menduga ada aksi terorisme di rumah dinas bekas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri
Ferdy Sambo. Sebab, suasana rumah dinas yang terletak di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, itu dinilai sangat menegangkan.
Hal itu disampaikan Munafri di ruang sidang saat bersaksi untuk dua terdakwa perkara
merintangi penyidikan atau
obstruction of justice pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias
Brigadir J, yaitu Brigjen Hendra Kurniawan dan Kombes Agus Nurpatria Adi Purnama.
Menurut Munafri, ia dan rekannya, yakni Tomser Kristianata, diminta Irfan ke rumah dinas Sambo pada saat peristiwa pembunuhan terjadi pada 8 Juli 2022. Kendati demikian, ia dan Tomser belum mengetahui ada peristiwa tersebut setelah sampai di lokasi.
"Berjalannya waktu, kami lama jenuh menunggu di luar, kami mulai resah, ada apa sih di dalam kok banyak mobil keluar masuk, orang pakaian dinas, pakaian preman, ada mobil Polres Jakarta Selatan. Jadi sangat menegangkan saya lihat," ujar Munafri di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, 27 Oktober 2022.
Ia sempat menduga ada aksi terorisme yang terjadi di rumah Ferdy Sambo. Bahkan Munafri dan Tomser sempat menunggu cukup lama di luar rumah tersebut.
"Mungkin ada teroris atau apa ya? Kita boleh masuk apa bagaimana? Ini kok di luar saja nih. Jadi kami sadar mungkin ada peristiwa yang sangat menegangkan di dalam," sambungnya.
Munafri dan Tomser sendiri berperan menemani Irfan mengambil DVR CCTV yang terletak di pos
security dekat rumah dinas Sambo. Salah satu
security Kompleks Polri Duren Tiga yang turut dihadirkan sebagai saksi, Abdul Zapar, mengakui sempat didatangi tiga sampai lima orang yang mengaku sebagai anggota polisi dengan tujuan mengganti DVR CCTV.
Ia menyebut para polisi yang mengganti DVR CCTV tidak menjelaskan asal kesatuan. Adapun pengambilan DVR itu juga tidak dilengkapi dengan surat perintah penyitaan.
"Alasannya cuma untuk memperbagus kualitas gambar," ujar Zapar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)