Kepala Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional BSSN Brigjen TNI Ferdinand Mahulette. Medcom.id/Kautsar Widya Prabowo
Kepala Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional BSSN Brigjen TNI Ferdinand Mahulette. Medcom.id/Kautsar Widya Prabowo

BSSN Ikut Selidiki Kebocoran Data 279 Juta Penduduk

Kautsar Widya Prabowo • 24 Mei 2021 13:46
Jakarta: Badan Siber Sandi Negara (BSSN) ikut terjun menyelidiki kasus dugaan kebocoran data 279 juta warga yang dijual di forum peretas Raid Forums. BSSN tengah berkoordinasi dengan Direktorat Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
 
"Kami sepakat dengan (polisi) adakan investigation dulu," ujar Kepala Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional BSSN Brigjen TNI Ferdinand Mahulette di Gedung Bareskrim Polri, Senin, 24  Mei 2021.
 
Ferdinand menyebut kehadirannya di Gedung Bareskrim untuk memenuhi panggilan penyidik dalam kapasitas saksi ahli. Dia belum dapat membeberkan secara gamblang perkembangan kasus kebocoran data yang diduga milik BPJS Kesehatan.

"Sampai saat ini kami masih penyelidikan. kami tidak punya kapasitas untuk (berbicara) apa yang sudah kami temukan," tuturnya.
 
Baca: BSSN Godok Mitigasi Kebocoran 279 Juta Data Penduduk
 
Dia menduga kebocoran peretasan, phising, atau scamming. Namun, ia enggan berasumsi BPJS Kesehatan lalai melindungi data warga.
 
"Kami sepakat tidak akan sampaikan itu dulu," terangnya.
 
Sebelumnya, 279 juta penduduk Indonesia diduga kebocoran dan diperdagangkan secara online. Data bocor ini dijual dan disebut memiliki informasi pribadi lengkap.
 
Informasi pribadi dalam data bocor tersebut meliputi Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama, alamat, nomor telepon, hingga informasi jumlah gaji. Investigasi yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menghasilkan kesimpulan sementara data identik dengan data BPJS Kesehatan.
 
Investigasi ini juga menemukan bahwa akun bernama Kotz, yang merupakan pembeli dan penjual data pribadi, atau reseller, menjual data pribadi itu di Raid Forums. Kominfo mengungkap bahwa data sampel yang ditemukan tim investigasinya tidaklah berjumlah satu juta seperti klaim penjual, melainkan sebanyak 100.002 data.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan