Sidang lanjutan untuk terdakwa Ratna Sarumpaet. Foto: Medcom.id/Candra Yuri Nuralam
Sidang lanjutan untuk terdakwa Ratna Sarumpaet. Foto: Medcom.id/Candra Yuri Nuralam

Ratna Sarumpaet Rutin Tenggak Obat Depresi

Candra Yuri Nuralam • 07 Mei 2019 12:18
Jakarta: Terdakwa kasus penyebaran berita bohong Ratna Sarumpaet disebut rutin mengonsumsi obat penenang setiap bulannya. Ratna melakukan hal itu karena mempunyai masalah kepanikan yang berlebihan.
 
"Saya tahu nota belanjanya, bon-bon beliau ada ke dokter-dokter. Dia rutin membeli obat antidepresan (obat penenang) atas resep Dokter Pidi (dokter kejiwaan)," kata staf Ratna, Nur Cahaya Nainggolan, saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Selasa, 7 Mei 2019.
 
Informasi yang dihimpun, antidepresan adalah obat untuk mengatasi depresi. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk menangani gangguan cemas, fobia, dan bulimia. 

Obat ini bekerja dengan menyeimbangkan kandungan senyawa kimia alami dalam otak yang memengaruhi suasana hati. Namun, antidepresan tidak menyembuhkan depresi, hanya mengurangi gejala depresi. 
 
Nur mengatakan Ratna mengonsumsi obat penenang lantaran mempunyai emosi yang kerap tidak stabil jika menghadapi permasalahan. Ratna sering berkata ingin mengakhiri hidup jika dalam keadaan stres.
 
"Dia enggak stabil, kalau lagi ngobrol-ngobrol kakak (Ratna) suka bilang mau bunuh diri, masalahnya berbeda-beda," ujar Nur.
 
Nur mengatakan kelainan emosi Ratna itu sudah ada jauh sebelum dirinya melakukan kebohongan. Namun, setelah selesai, Ratna sering menangis dan meminta maaf.
 
"Kalau nanti sudah tenang dia nyamperin, dia peluk kita. Dia memang suka begitu habis marah. Kalau sudah tenang, peluk, minta maaf," tutur Nur.
 
Dalam persidangan kali ini, kubu Ratna sudah menyiapkan tiga saksi meringankan. Tiga saksi itu terdiri dari dua saksi fakta dan satu saksi ahli. Salah satu saksi fakta  yang diagendakan hadir adalah Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
 
Baca: Jalani Sidang Saat Puasa Ratna Sarumpet Pusing
 
Dalam kesaksiannya, Fahri Hamzah dia mengaku tertipu dengan cerita penganiayaan Ratna. Awal mengetahui Ratna dianiaya pada 2 Oktober 2018, Fahri mengaku langsung meminta polisi mengusut tuntas kasus itu. 
 
"Jadi kalau orang seperti ini dianiaya kami anggap sebagai ancaman, jadi harus ditanggapi secara cepat," kata Fahri.
 
Fahri saat itu prihatin dengan musibah yang dialami Ratna. Dia kemudian coba menghubungi Ratna untuk menanyakan kondisinya. Namun, Ratna tak merespons.
 
Saat itu, setiap jam pemberitaan soal Ratna semakin banyak di media massa. Fahri dan beberapa aktivis pembela Ratna langsung melakukan jumpa pers pada di daerah Cikini.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan