Tersangka kasus kepemilikan senjata api Kivlan Zen. ANT/Wibowo Armando.
Tersangka kasus kepemilikan senjata api Kivlan Zen. ANT/Wibowo Armando.

Kivlan Ngotot Difitnah

Siti Yona Hukmana • 19 Juni 2019 07:41
Jakarta: Tersangka dugaan kepemilikan senjata api ilegal Kivlan Zen dikonfrontir dengan tersangka dugaan percobaan pembunuhan Habil Marati dan Iwan Kurniawan. Kivlan mengaku difitnah. 
 
"Ya, saya difitnah, saya difitnah," kata Kivlan usai pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Rabu, 19 Juni 2019. 
 
Kivlan tak banyak bicara. Ia mengaku diinterogasi berhadap-hadapan dengan tersangka Habil, Iwan, saksi Vivi, Aziz, dan Tajudin sejak Selasa, 18 Juni pukul 17.00 WIB, hingga Rabu, 19 Juni pukul 00.15 WIB. Menurutnya, tak ada yang janggal dalam pemeriksaan itu.

"Enggak ada janggal," ujar Kivlan singkat.
 
Baca: Kivlan Zen Polisikan Iwan Kurniawan
 
Konfrontasi dilakukan untuk mengetahui kebenaran aliran dana yang diduga diberikan Habil Marati kepada Kivlan. Aliran dana ini berkaitan dengan dugaan pembelian senjata api untuk perencanaan pembunuhan terhadap empat tokoh nasional.
 
Kivlan mengaku difitnah para saksi yang menyebutkan telah memberikan uang sebesar SGD15.000 kepada Iwan untuk membeli senjata api ilegal. Kivlan menegaskan bahwa itu sama sekali tak benar.
 
Sebelumnya, Kivlan mengakui telah menerima uang dari Politikus PPP Habil Marati. Ia menerima SGD4.000 setara Rp42.400.000. 
 
"Mengakui, tapi tidak sesuai dengan tuduhan. Uang itu hanya untuk demo. Tidak ada kaitan sama sekali dengan masalah pembelian senjata, membunuh tidak ada sama sekali," kata Kuasa Hukum Kivlan, Muhammad Yuntri, Senin, 17 Juni 2019.
 
Pada saat pemeriksan Senin, 17 Juni, Kivlan memberikan nomor rekening ke penyidik untuk mengecek uang yang masuk. "Dicek tadi rekening. Dikasihkan rekeningnya, bahwa terima ke rekening ia terima dan sampaikan ada. Yang satu Rp50 juta. Yang satu lagi SGD4.000 untuk kegiatan antikomunis atau supersemar yang di Monas," tutur Yuntri.   
 
Baca: Masa Penahanan Kivlan Zen Diperpanjang
 
Yuntri menerangkan uang Rp50 juta itu diberikan Kivlan kepada anak buahnya Iwan Kurniawan (IK) yang saat ini juga telah ditetapkan sebagai tersangka. Uang itu digunakan untuk tur ke daerah-daerah mengantisipasi gerakan-gerakan komunis. 
 
"Kemudian, Iwan ditugaskan untuk demo dan dia menyanggupi seribu orang dibawa dari Banten. Nyatanya tidak ada, dan kemudian menghilang," beber Yuntri.
 
Habil Marati disebut sebagai donatur eksekutor empat pejabat negara yang menjadi target pembunuhan. Ia menyerahkan uang Rp60 juta kepada para calon eksekutor. Namanya disebut dalam investigasi majalah Tempo yang berjudul 'Tim Mawar dan Rusuh Sarinah' yang terbit pada Senin, 10 Juni 2019. 
 
Habil telah ditahan polisi. Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary mengungkapkan Habil memberi uang kepada mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayjen (Purn) Kivlan Zen sebesar SGD15 ribu atau setara Rp150 juta.
 
Merujuk laporan Tempo, Kivlan memberikan uang itu kepada anak buahnya, Iwan Kurniawan alias Helmi Kurniawan untuk membeli senjata laras panjang dan pendek. Senjata itu disebut untuk menembak mati Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan