Jakarta: Ketua Cyber Indonesia Husni Alwi meyakini barang bukti dalam penangkapan mantan petinggi Front Pembela Islam (FPI) Munarman bukan sekadar cairan pembersih toilet. Cairan pencuci toilet itu menjadi barang bukti karena jumlahnya di luar batas kewajaran.
"Kalau cuma sebotol itu wajar, gampang belinya, habis dipakai, beli lagi. Tapi ini banyak, enggak sedikit. Artinya untuk mendapatkannya enggak semudah itu," kata Husni dalam diskusi Crosscheck by Medcom.id dengan tema 'Munarman Teroris?', Minggu, 2 Mei 2021.
Husni menilai cairan pembersih toilet itu bukan yang biasa ditemukan di warung maupun perumahan. Carian tersebut diyakini salah satu komponen membuat bom.
Banyaknya jumlah yang ditemukan polisi pun dinilai tidak wajar. Sehingga, cairan tersebut patut dicurigai disiapkan untuk membuat bom.
"Polisi kan enggak bodoh, apalagi densus yang suka menangani urusan bom dan sebagainya. Mereka sudah kenyang urusan gitu-gituan," ujar Husni.
Baca: Polisi Diminta Tangkap Seluruh Eks Anggota FPI yang Terpapar Radikalisme
Polisi diminta tidak gentar menetapkan cairan pembersih toilet sebagai barang bukti dugaan terorisme yang dilakukan Munarman. Polisi harus tetap independen dan jauh dari intervensi saat melakukan penyelidikan kasus tersebut.
Masyarakat juga mempercayai Korps Bhayangkara. Seluruh masyarakat diminta beri waktu ke polisi untuk mendalami kepemilikan cairan pembersih toilet itu.
"Enggak mungkin bisa bikin statement bahwa itu detergen, bahwa itu pembersih WC, bahwa itu cairan biasa untuk bisa dipakai di rumah orang dengan semudah itu mendapatkan cairan dan bubuk itu," tutur Husni.
Jakarta: Ketua Cyber Indonesia Husni Alwi meyakini barang bukti dalam penangkapan mantan petinggi Front Pembela Islam (FPI)
Munarman bukan sekadar cairan pembersih toilet. Cairan pencuci toilet itu menjadi barang bukti karena jumlahnya di luar batas kewajaran.
"Kalau cuma sebotol itu wajar, gampang belinya, habis dipakai, beli lagi. Tapi ini banyak, enggak sedikit. Artinya untuk mendapatkannya enggak semudah itu," kata Husni dalam diskusi
Crosscheck by Medcom.id dengan tema 'Munarman
Teroris?', Minggu, 2 Mei 2021.
Husni menilai cairan pembersih toilet itu bukan yang biasa ditemukan di warung maupun perumahan. Carian tersebut diyakini salah satu komponen membuat bom.
Banyaknya jumlah yang ditemukan polisi pun dinilai tidak wajar. Sehingga, cairan tersebut patut dicurigai disiapkan untuk membuat bom.
"Polisi kan enggak bodoh, apalagi densus yang suka menangani urusan bom dan sebagainya. Mereka sudah kenyang urusan gitu-gituan," ujar Husni.
Baca: Polisi Diminta Tangkap Seluruh Eks Anggota FPI yang Terpapar Radikalisme
Polisi diminta tidak gentar menetapkan cairan pembersih toilet sebagai barang bukti dugaan terorisme yang dilakukan Munarman. Polisi harus tetap independen dan jauh dari intervensi saat melakukan penyelidikan kasus tersebut.
Masyarakat juga mempercayai Korps Bhayangkara. Seluruh masyarakat diminta beri waktu ke polisi untuk mendalami kepemilikan cairan pembersih toilet itu.
"Enggak mungkin bisa bikin
statement bahwa itu detergen, bahwa itu pembersih WC, bahwa itu cairan biasa untuk bisa dipakai di rumah orang dengan semudah itu mendapatkan cairan dan bubuk itu," tutur Husni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)