Jakarta: Anggota Komisi I Muhammad Farhan menilai lembaga negara yang menangani aksi radikalisme perlu berburuk sangka ideologi kelompok Taliban. Kelompok Taliban mengeklaim sudah lebih humanis setelah menduduki Afghanistan.
"Sesuai tugasnya Densus 88, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu harus selalu suuzan. Kita masyarakat bangsa dan negara merestui suuzan ketiga lembaga tersebut, harus," kata Farhan dalam program Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'Taliban Bermuka Dua ke Indonesia?', Minggu, 5 September 2021.
Farhan mengatakan gerakan radikal dalam bentuk apa pun mesti diwaspadai. Menurut dia, gerakan kelompok tersebut mulai bertransformasi.
Politikus Partai NasDem ini mengatakan kelompok tersebut mulai merambah digital. Lewat platform itu, paham radikal lebih mudah disebarkan.
"Karena data menunjukkan dari BNPT bahwa radikalisasi melalui platform digital jauh efektif dan efisien dalam hitungan bulan seseorang sudah teradikalisasi," ujar Farhan.
Baca: Jaringan Teroris JI Disebut Memiliki Penghubung dengan Taliban
Sementara itu, pakar timur tengah Universitas Indonesia (UI) Abdul Muta'ali meminta seluruh elemen masyarakat mewaspadai ideologi Taliban jilid II. Dia khawatir sisi humanis itu hanya terlihat dari luarnya.
"Kalau jilid pertama jelas, kalau berbeda dengan kami, maka Anda bukan kami, maka Anda bukan dari bagian dari Islam, maka Anda kafir. Kalau kafir maka Anda halal darahnya, itu Taliban jilid pertama," ujar Abdul.
Dia mengakui humanisme Taliban jilid II memang terlihat. Namun, seluruh dunia mesti melihat realitas kelompok dari awal hingga akhir.
"Karena sungai itu permukaannya lembut, tapi dia menunjukkan kedalaman daripada air tersebut. Berbeda ketika air itu deras, itu enggak dalam," ujar Abdul sambil mengibaratkan.
Jakarta: Anggota
Komisi I Muhammad Farhan menilai lembaga negara yang menangani aksi radikalisme perlu berburuk sangka ideologi kelompok
Taliban. Kelompok Taliban mengeklaim sudah lebih humanis setelah menduduki Afghanistan.
"Sesuai tugasnya Densus 88, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu harus selalu suuzan. Kita masyarakat bangsa dan negara merestui suuzan ketiga lembaga tersebut, harus," kata Farhan dalam program
Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'Taliban Bermuka Dua ke Indonesia?', Minggu, 5 September 2021.
Farhan mengatakan gerakan radikal dalam bentuk apa pun mesti diwaspadai. Menurut dia, gerakan kelompok tersebut mulai bertransformasi.
Politikus Partai NasDem ini mengatakan kelompok tersebut mulai merambah digital. Lewat platform itu, paham radikal lebih mudah disebarkan.
"Karena data menunjukkan dari BNPT bahwa radikalisasi melalui
platform digital jauh efektif dan efisien dalam hitungan bulan seseorang sudah teradikalisasi," ujar Farhan.
Baca: Jaringan Teroris JI Disebut Memiliki Penghubung dengan Taliban
Sementara itu, pakar timur tengah Universitas Indonesia (UI) Abdul Muta'ali meminta seluruh elemen masyarakat mewaspadai ideologi Taliban jilid II. Dia khawatir sisi humanis itu hanya terlihat dari luarnya.
"Kalau jilid pertama jelas, kalau berbeda dengan kami, maka Anda bukan kami, maka Anda bukan dari bagian dari Islam, maka Anda kafir. Kalau kafir maka Anda halal darahnya, itu Taliban jilid pertama," ujar Abdul.
Dia mengakui humanisme Taliban jilid II memang terlihat. Namun, seluruh dunia mesti melihat realitas kelompok dari awal hingga akhir.
"Karena sungai itu permukaannya lembut, tapi dia menunjukkan kedalaman daripada air tersebut. Berbeda ketika air itu deras, itu enggak dalam," ujar Abdul sambil mengibaratkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)