Jakarta: Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan memenuhi panggilan Polda Metro Jaya. Novel siap diperiksa terkait kasus penyiraman air keras yang menimpanya.
"Tentunya ketika saya dipanggil, dan ini kaitan dengan perkara yang saya sebagai korban maka saya berkepentingan untuk memberikan keterangan," kata Novel saat tiba di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Senin, 6 Januari 2020.
Pantauan Medcom.id, Novel tiba di Polda Metro Jaya pukul 10.20 WIB. Ia enggan banyak berkomentar terkait pemeriksaan tersebut. "Saya kira itu akan lebih jelas kalau setelah saya memberi keterangan, baru saya berbicara," kata Novel.
Mantan Kasat Reskrim Polda Bengkulu itu bukan kali pertama diperiksa terkait kasus ini. Dia pun mengaku akan menjawab semua pertanyaan penyidik.
"Tentu harus siap, ini bukan yang pertama. Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan lanjutan. Saya menunggu penyidik bertanya apa, nanti kaitan apa saya terangkan," pungkasnya.
Novel Baswedan disiram dengan air keras oleh dua orang tak dikenal pada Selasa, 11 April 2017. Penyidik KPK itu menjadi korban teror usai salat Subuh di Masjid Jami Al Ihsan, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Pada eranya, eks Kapolri Jenderal Tito Karnavian membentuk Tim Pencari Fakta untuk membedah kasus Novel. Tim yang terdiri dari beragam ahli itu menyimpulkan penyerangan ini terkait pekerjaan Novel sebagai penyidik KPK.
Pengusutan kasus Novel kemudian dilanjutkan Tim Teknis yang bekerja mulai Kamis, 1 Agustus 2019. Tim yang berisikan personel dengan beragam kemampuan khusus ini bekerja secara senyap.
Presiden Joko Widodo mengultimatum Kapolri Jenderal Idham Azis, yang baru dilantik Jumat, 1 November 2019, untuk mengungkap penyerang Novel secepatnya. RM dan RB akhirnya ditangkap pada Kamis, 26 Desember 2019.
Dua polisi penyerang Novel itu kini dijebloskan di Rumah Tahanan (Rutan) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri untuk 20 hari pertama. RB sempat berteriak mencela Novel saat hendak masuk mobil tahanan.
"Tolong dicatat saya enggak suka sama Novel karena dia pengkhianat," kata RB.
Jakarta: Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan memenuhi panggilan Polda Metro Jaya.
Novel siap diperiksa terkait kasus penyiraman air keras yang menimpanya.
"Tentunya ketika saya dipanggil, dan ini kaitan dengan perkara yang saya sebagai korban maka saya berkepentingan untuk memberikan keterangan," kata Novel saat tiba di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Senin, 6 Januari 2020.
Pantauan
Medcom.id, Novel tiba di Polda Metro Jaya pukul 10.20 WIB. Ia enggan banyak berkomentar terkait pemeriksaan tersebut. "Saya kira itu akan lebih jelas kalau setelah saya memberi keterangan, baru saya berbicara," kata Novel.
Mantan Kasat Reskrim Polda Bengkulu itu bukan kali pertama diperiksa terkait kasus ini. Dia pun mengaku akan menjawab semua pertanyaan penyidik.
"Tentu harus siap, ini bukan yang pertama. Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan lanjutan. Saya menunggu penyidik bertanya apa, nanti kaitan apa saya terangkan," pungkasnya.
Novel Baswedan disiram dengan air keras oleh dua orang tak dikenal pada Selasa, 11 April 2017. Penyidik KPK itu menjadi korban teror usai salat Subuh di Masjid Jami Al Ihsan, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Pada eranya, eks Kapolri Jenderal Tito Karnavian membentuk Tim Pencari Fakta untuk membedah kasus Novel. Tim yang terdiri dari beragam ahli itu menyimpulkan penyerangan ini terkait pekerjaan Novel sebagai penyidik KPK.
Pengusutan kasus Novel kemudian dilanjutkan Tim Teknis yang bekerja mulai Kamis, 1 Agustus 2019. Tim yang berisikan personel dengan beragam kemampuan khusus ini bekerja secara senyap.
Presiden Joko Widodo mengultimatum Kapolri Jenderal Idham Azis, yang baru dilantik Jumat, 1 November 2019, untuk mengungkap penyerang Novel secepatnya. RM dan RB akhirnya ditangkap pada Kamis, 26 Desember 2019.
Dua polisi penyerang Novel itu kini dijebloskan di Rumah Tahanan (Rutan) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri untuk 20 hari pertama. RB sempat berteriak mencela Novel saat hendak masuk mobil tahanan.
"Tolong dicatat saya enggak suka sama Novel karena dia pengkhianat," kata RB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)