medcom.id, Jakarta: Polri memberikan bantuan hukum kepada personel perdamaian RI yang ditugaskan di Daftur, Sudan. Polri meyakini kecil kemungkinan penyelundupan senjata seperti dituduhkan dilakukan oleh personel dari Indonesia.
"Kita tidak tahu motifnya. Yang jelas malam ini tim bantuan hukum berangkat ke Sudan," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian usai rapim Polri 2017 di Auditorium PTIK, Jalan Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (25/1/2017).
Baca: Wiranto tak Yakin Polisi Menyelundupkan Senjata
Menurut Tito, investigasi awal telah dilakukan bersama Kedutaan Besar Indonesia untuk Sudan. Hasilnya, 10 koper yang diduga senjata selundupan ini bukan milik personel Polri.
"Kita lihat itu amunisi diselundupkan. Amunisi kita sudah cukup. Kita punya Pindad yang merupakan perusahaan sendiri, kecil kemungkinan itu (senjata) milik kita," kata Tito.
Baca: Polri Sayangkan tak Ada CCTV di Bandara Sudan
Delapan anggota Polri yang tergabung dalam satgas Formed Police Unit (FPU) VIII di Darfur tertunda kepulangannya. Mereka dituding hendak menyelundupkan senjata beserta amunisi oleh otoritas Sudan.
Tuduhan penyeludupan senjata itu dibantah pihak Polri. Koper yang berisi puluhan senjata itu berbeda dengan milik koper kontigen Indonesia. Selain itu, koper yang dicurigai otoritas Sudan berada sekira 15 meter dari tumpukan koper milik Indonesia.
Kasus ini disebarkan oleh media Sudan, The Sudanese Media Center, Sabtu, 21 Januari lalu. Pasukan perdamaian RI yang tergabug dalam misi penjaga perdamaian UNAMID ditunda kepulangannya di Bandara Al Fashir.
Barang yang diseludupkan meliputi senjata api dan amunisi, termasuk 29 senapan Kalashnikov, empat senjata, 6 GM3, dan 64 jenis pistol.
medcom.id, Jakarta: Polri memberikan bantuan hukum kepada personel perdamaian RI yang ditugaskan di Daftur, Sudan. Polri meyakini kecil kemungkinan penyelundupan senjata seperti dituduhkan dilakukan oleh personel dari Indonesia.
"Kita tidak tahu motifnya. Yang jelas malam ini tim bantuan hukum berangkat ke Sudan," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian usai rapim Polri 2017 di Auditorium PTIK, Jalan Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (25/1/2017).
Baca: Wiranto tak Yakin Polisi Menyelundupkan Senjata
Menurut Tito, investigasi awal telah dilakukan bersama Kedutaan Besar Indonesia untuk Sudan. Hasilnya, 10 koper yang diduga senjata selundupan ini bukan milik personel Polri.
"Kita lihat itu amunisi diselundupkan. Amunisi kita sudah cukup. Kita punya Pindad yang merupakan perusahaan sendiri, kecil kemungkinan itu (senjata) milik kita," kata Tito.
Baca: Polri Sayangkan tak Ada CCTV di Bandara Sudan
Delapan anggota Polri yang tergabung dalam satgas Formed Police Unit (FPU) VIII di Darfur tertunda kepulangannya. Mereka dituding hendak menyelundupkan senjata beserta amunisi oleh otoritas Sudan.
Tuduhan penyeludupan senjata itu dibantah pihak Polri. Koper yang berisi puluhan senjata itu berbeda dengan milik koper kontigen Indonesia. Selain itu, koper yang dicurigai otoritas Sudan berada sekira 15 meter dari tumpukan koper milik Indonesia.
Kasus ini disebarkan oleh media Sudan, The Sudanese Media Center, Sabtu, 21 Januari lalu. Pasukan perdamaian RI yang tergabug dalam misi penjaga perdamaian UNAMID ditunda kepulangannya di Bandara Al Fashir.
Barang yang diseludupkan meliputi senjata api dan amunisi, termasuk 29 senapan Kalashnikov, empat senjata, 6 GM3, dan 64 jenis pistol.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)