Jakarta: Ferdy Sambo mengaku tidak menyangka CCTV di Kompleks Duren Tiga menunjukkan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Briagdir J masih hidup ketika dirinya tiba di kediamannya. Peristiwa itu pun merusak skenario Sambo.
"Saya tidak terpikirkan ada gambar seperti itu, Yang Mulia," kata Ferdy Sambo ketika menyampaikan kesaksian, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Jumat, 17 Desember 2022.
Ferdy Sambo mengakui bahwa pada awalnya dia merasa tidak masalah apabila CCTV di Kompleks Duren Tiga diperiksa para penyidik. Sebab, ia meyakini tidak ada rekaman yang dapat merusak skenarionya saat itu.
"Waktu tanggal 9 itu belum ada niatan saya untuk menghindari skenario itu, karena saya yakin bahwa CCTV tidak menyorot ke dalam (area rumah), Yang Mulia," kata Sambo.
Namun, ternyata terdapat rekaman yang menunjukkan Brigadir J masih hidup ketika Ferdy Sambo tiba di kediamannya di Duren Tiga. Rekaman tersebut tidak selaras dengan skenario yang telah ia bangun.
Adapun skenario yang saat itu dibangun oleh Ferdy Sambo adalah terjadi peristiwa tembak menembak antara Brigadir J dengan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E ketika dirinya belum tiba di Duren Tiga.
Dalam skenario tersebut, Ferdy Sambo tiba di Duren Tiga ketika Yosua telah meninggal dunia. Namun, rekaman CCTV justru menunjukkan Yosua masih hidup saat Ferdy Sambo telah tiba di Duren Tiga.
"Saya tidak tahu kalau posisi Yosua itu jalan seperti yang ada di CCTV," ucap Ferdy Sambo.
Ia mengatakan dirinya baru mengetahui bahwa rekaman CCTV tersebut tidak sesuai dengan skenarionya pada 13 Juli 2022.
"Saya pikir natural saja untuk mengecek, Yang Mulia. Pada tanggal 13-nya itulah baru saya tahu," ujar mantan Kadiv Propam Polri itu.
Jakarta:
Ferdy Sambo mengaku tidak menyangka CCTV di Kompleks Duren Tiga menunjukkan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Briagdir J masih hidup ketika dirinya tiba di kediamannya. Peristiwa itu pun merusak skenario Sambo.
"Saya tidak terpikirkan ada gambar seperti itu, Yang Mulia," kata Ferdy Sambo ketika menyampaikan kesaksian, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Jumat, 17 Desember 2022.
Ferdy Sambo mengakui bahwa pada awalnya dia merasa tidak masalah apabila CCTV di Kompleks Duren Tiga diperiksa para penyidik. Sebab, ia meyakini tidak ada rekaman yang dapat merusak skenarionya saat itu.
"Waktu tanggal 9 itu belum ada niatan saya untuk menghindari skenario itu, karena saya yakin bahwa CCTV tidak menyorot ke dalam (area rumah), Yang Mulia," kata Sambo.
Namun, ternyata terdapat rekaman yang menunjukkan
Brigadir J masih hidup ketika Ferdy Sambo tiba di kediamannya di Duren Tiga. Rekaman tersebut tidak selaras dengan skenario yang telah ia bangun.
Adapun skenario yang saat itu dibangun oleh Ferdy Sambo adalah terjadi peristiwa tembak menembak antara Brigadir J dengan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E ketika dirinya belum tiba di Duren Tiga.
Dalam skenario tersebut,
Ferdy Sambo tiba di Duren Tiga ketika Yosua telah meninggal dunia. Namun, rekaman CCTV justru menunjukkan Yosua masih hidup saat Ferdy Sambo telah tiba di Duren Tiga.
"Saya tidak tahu kalau posisi Yosua itu jalan seperti yang ada di CCTV," ucap Ferdy Sambo.
Ia mengatakan dirinya baru mengetahui bahwa rekaman CCTV tersebut tidak sesuai dengan skenarionya pada 13 Juli 2022.
"Saya pikir natural saja untuk mengecek, Yang Mulia. Pada tanggal 13-nya itulah baru saya tahu," ujar mantan Kadiv Propam Polri itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)